
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya berupaya menyatukan jemaah haji yang terpisah di Madinah imbas penerapan syarikah.
Sugiyo Pelaksana Harian (PLH) Sekretaris PPIH Surabaya mengatakan, penerapan syarikah pada tahun ini berbeda seperti sebelumnya.
“Masa hajian sebelumnya, ditentukan berdasar kabupaten atau kota jemaah. Tapi setelah Embarkasi Surabaya memberangkatkan 20 kloter, ada perubahan yang mana penentuannya berbasis pada syarikah,” terang Sugiyo, Jumat (16/5/2025).
Sugiyo juga membenarkan bahwa ada beberap jemaah yang terpisah akibat penerapan syarikah. Meski begitu, dia mengupayakan agar jemaah yang terpisah bisa bertemu di Mekkah.
Selain itu, Sugiyo juga meminta agar para jemaah tidak panik. Karena meski terpisah dari rombongan, mereka memiliki penanda berupa catatan dan warna yang menunjukkan asal jemaah.
“Penanda warna itu akan ditempel di paspor, tangan, dan juga koper jemaah,” ungkapnya.
Sementara terkait kepulangan jemaah ke Indonesia, Sugiyo mengaku belum menerima informasi apakah akan tetap memggunakan pembagian syarikah atau tidak.
“Tapi yang pasti, mulai kloter 45 akan pulang sesuai dengan rombongan yang tercatat karena mereka sudah menggunakan jadwal sesuai syarikah,” jelasnya.
Sebagai informasi, syarikah merupakan mitra resmi Pemerintah Arab Saudi yang bergugas memberikan layanan pada jemaah haji mulai dari, akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pergerakan selama di Tanah Suci, terutama ketika fase puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.(kir/wld/iss)