
Lukman Leong analis mata uang memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah menguat menjelang penundaan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) berakhir.
“Investor cenderung wait and see (jelang) seminggu menjelang berakhirnya penundaan tarif resiprokal Trump,” kata Lukman dilansir dari Antara, Rabu (2/7/2025).
Donald Trump Presiden AS pada Selasa (1/7/2025) mengumumkan bahwa dirinya tidak berencana untuk memperpanjang penundaan tarif perdagangan timbal balik yang akan berakhir pada 9 Juli.
Trump juga menyebutkan pemerintahannya akan segera mengirim selembar surat kepada para mitra dagang AS, yang berisi ucapan selamat kepada mereka atas haknya untuk menjalin bisnis dengan AS.
Trump menyatakan penerapan kebijakan tarif telah menghasilkan pendapatan sekitar 129 miliar dolar AS (sekitar Rp2 kuadriliun) bagi negaranya dan masih jumlah itu masih akan terus bertambah.
Trump telah mengumumkan bahwa AS telah menandatangani kesepakatan perdagangan dengan China pada Rabu (25/6). Ia juga mengindikasikan kesepakatan perdagangan dengan India bakal segera tercapai.
Pada 2 April, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menjatuhkan tarif pada produk-produk impor dari negara lain. Tarif dasar ditetapkan sebesar 10 persen, dengan tarif yang lebih tinggi dikenakan ke 57 negara berdasarkan defisit perdagangan AS dengan setiap negara tertentu.
Kemudian, pada 9 April Trump mengatakan tarif ekspor dari 75 lebih negara yang tidak melakukan aksi balasan akan dikurangi menjadi 10 persen selama 90 hari.
Penangguhan tarif selama 90 hari untuk sebagian besar negara akan berakhir pada 8 Juli. Sementara itu, penangguhan tarif selama 90 hari terhadap China, yang juga merupakan bagian dari skema ini akan berakhir pada 12 Agustus.
Sentimen lain terhadap kurs rupiah beradak dari sikap investor jelang pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pajak AS.
“Indeks dolar AS masih terus turun oleh kekhawatiran RUU Pajak Trump dan ketidakpastian tarif,” ujar Lukman.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi di Jakarta melemah sebesar 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.221 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.200 per dolar AS. (ant/saf/ipg)