
Tim SAR Gabungan mendapat tambahan kekuatan tim penyelam dari Koarmada II pada hari ketiga operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Sabtu (5/7/2025).
Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, menyatakan bahwa pasukan penyelam dari TNI AL didatangkan dari Surabaya dan Jakarta, dan kini telah berada di Banyuwangi.
Pukul 02.00 semalam sudah bergerak dari Surabaya, dan dari Jakarta juga sudah ada kekuatan dari TNI AL,” ujar Eko Suyatno di Pelabuhan Ketapang, Sabtu (5/7/2025).
Saat ini, seluruh tim penyelam masih menjalani medical check-up untuk persiapan operasi pencarian. Namun, pelaksanaan penyelaman tergantung pada kondisi cuaca hari ini.
Sementara itu, Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya, Panglima Koarmada II, menjelaskan bahwa pihaknya mengerahkan KRI Fanildo 732 dan Helikopter Panther HS 1309 untuk mendukung operasi SAR di laut dan udara.
“Kami baru tiba dengan helikopter Panther HS 1309 yang juga akan bergabung untuk melaksanakan pencarian. Dari Koarmada II, kami menyiapkan satu KRI, yaitu Fanildo 732,” ujarnya.
Putu Alit menambahkan bahwa KRI Fanildo 732 dilengkapi teknologi pencarian bawah air, termasuk fix sonar untuk mendeteksi logam hingga kedalaman 400 meter, guna mencari keberadaan KMP Tunu Pratama Jaya.
“KRI Fanildo 732 memiliki kemampuan deteksi di bawah air, fungsinya mendeteksi radio, namun dilengkapi dengan karofin. Ini bisa mendeteksi benda, khususnya logam, sampai kedalaman 400 meter,” jelasnya.
Selain itu, KRI Fanildo 732 juga dibekali teknologi pemetaan kontur bawah air. “Kami membawa portable side scan sonar yang memiliki kemampuan tiga dimensi untuk memetakan situasi atau kontur di bawah air. Kami juga membawa multi sonar, yang hasilnya akan dikolaborasikan untuk mendapatkan gambaran bawah air secara maksimal,” tambah Putu Alit.
Tim penyelam yang terdiri dari 15 orang, meliputi 8 personel dari Koarmada II dan 7 personel dari Sat Kopaska Koarmada II, memiliki keahlian survei bawah air.
“Satu tim penyelam dari Koarmada II berjumlah 8 personel yang telah kami matangkan dari Surabaya, serta satu tim Sat Kopaska Koarmada II berjumlah 7 personel dengan kemampuan menyelam,” ujar Putu Alit.
Tim penyelam akan mengobservasi kondisi bawah laut menggunakan metode pengembangan lingkaran berdasarkan arus untuk menentukan Datum Fix atau titik koordinat pasti pencarian.
“Kami akan optimalkan, mempelajari posisi terakhir kapal dilaporkan, lalu menentukan titik tersebut menggunakan metode pengembangan lingkaran berdasarkan arus,” tandasnya. (wld/iss)