
Prabowo Subianto menyinggung masih maraknya praktik pengusaha nakal yang merugikan masyarakat.
Salah satunya, penipuan bermodus oplos beras kualitas biasa yang dikemas lalu dijual dengan harga beras kualitas premium.
Untuk menyetop praktik yang merugikan masyarakat tersebut, Prabowo memerintahkan Jaksa Agung dan Kapolri menindak tegas para pelakunya.
Pernyataan itu disampaikan Presiden, Minggu (20/7/2025), pada acara penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di Kota Solo, Jawa Tengah.
RI 1 menilai, praktik para pengusaha yang mengoplos beras bukan sekadar pelanggaran pasar. Tapi, merupakan ancaman serius terhadap kesejahteraan rakyat dan stabilitas negara.
“Masih banyak permainan-permainan jahat dari beberapa pengusaha-pengusaha yang menipu rakyat. Beras biasa dibilang beras premium, harganya dinaikin seenaknya. Ini pelanggaran! Saya telah minta Jaksa Agung dan polisi mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut tanpa pandang bulu,” ujar Prabowo.
Sebelumnya, Andi Amran Sulaiman Menteri Pertanian (Mentan) mengungkapkan, ada sebanyak 200an merek beras yang terindikasi melakukan pengoplosan dan pelanggaran standar mutu.
Berbagai merek beras kedapatan tidak memenuhi standar berat kemasan, komposisi, dan labelisasi yang seharusnya.
Ada yang menawarkan kemasan lima kilogram padahal isinya 4,5 kg, dan banyak yang mengklaim beras premium, padahal kualitas biasa.
Temuan itu berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan bersama Satgas Pangan Polri dan Tim Kementerian Pertanian.
Menurut Amran, praktik culas itu berpotensi mengakibatkan kerugian ekonomi mencapai Rp99 triliun per tahun.
Angka tersebut merupakan estimasi potensi kerugian konsumen dalam satu tahun kalau tren beras curah yang dikemas ulang lalu dijual sebagai beras premium/medium terus berlangsung.(rid/bil/iss)