Rabu, 12 November 2025

Pimpinan Komisi X DPR Dukung Larangan Anak Sekolah Main Roblox

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Roblox merupakan platform game online yang dikembangkan oleh Roblox Corporation. Platform ini diciptakan oleh David Baszucki dan Erik Cassel pada 2004, dan dirilis ke publik pada 2006. Foto: Roblox

Larangan memainkan game Roblox bagi anak-anak sekolah, mendapat dukungan dari Lalu Hadrian Irfanu Wakil Ketua Komisi X DPR.

Dia sepakat bahwa bermain game secara berlebihan, tidak memberikan dampak baik bagi siswa. Termasuk Roblox.

“Sepakat, berlebihan main gim juga sangat tidak baik bagi siswa kita, terkait regulasi, tentu kami akan lihat perkembangannya,” kata Lalu, melansir Antara, Kamis (7/8/2025).

Lalu menilai larangan memainkan gim Roblox yang disampaikan oleh Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) bertujuan untuk membuat anak-anak Indonesia lebih fokus dalam belajar.

“Maksud beliau -Mendikdasmen- baik agar anak-anak didik kita tidak terganggu belajar sebagai tugas utama mereka,” tambahnya.

Sebelumnya, saat meninjau pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di SDN Cideng 2 Jakarta Pusat pada Senin (4/8/2025), Mu’ti Mendikdasmen melarang para murid untuk bermain Roblox dikarenakan permainan tersebut menampilkan banyak adegan kekerasan.

“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya karena itu tidak baik ya,” kata dia.

Ia menilai tingkat intelektualitas para murid jenjang pendidikan SD belum sepenuhnya mampu membedakan mana adegan nyata dan rekayasa.

Sementara di sisi yang lain, lanjutnya, anak-anak pada usia SD merupakan peniru ulung yang tanpa ragu dapat menirukan berbagai tindakan yang mereka lihat saat memainkan gim daring atau menonton konten digital.

Guna menghindari hal itu, lanjutnya, anak-anak harus memiliki panduan serta literasi digital sedini mungkin sehingga meminimalisas akses terhadap informasi atau permainan yang mengandung kekerasan.

“Misalnya mohon maaf ya, kalau di gim itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di gim. Kalau dia main dengan temannya, kemudian temannya dibanting, kan jadi masalah,” imbuhnya.

Mu’ti pun berpesan kepada para orang tua agar menguatkan edukasi serta pendampingan terhadap anak ketika menggunakan gawai guna mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat dari penggunaan gawai berlebihan.(ant/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 12 November 2025
24o
Kurs