Senin, 11 Agustus 2025

Israel Bunuh Seorang Jurnalis Al Jazeera dan Menuduhnya Sebagai Pimpinan Hamas

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Anas Al Sharif jurnalis Al Jazeera yang meninggal dibunuh Israel. Foto: Al Jazeera

Militer Israel mengklaim telah membunuh seorang jurnalis Al Jazeera lewat serangan udara dan menuduhnya sebagai pemimpin Hamas yang menyamar pada, Minggu (11/8/2025).

Namun, kelompok pembela hak asasi manusia menyebut korban sebenarnya menjadi target karena liputan garis depannya terkait perang Gaza, dan menegaskan klaim Israel tidak disertai bukti yang kuat.

Melansir Reuters, Senin (11/8/2025), korban bernama Anas Al Sharif (28 tahun), termasuk dalam lima korban tewas dalam serangan terhadap tenda di dekat Rumah Sakit Shifa, Gaza Timur. Menurut pejabat rumah sakit, dua orang lainnya juga tewas dalam serangan tersebut.

Militer Israel menuduh Al Sharif sebagai kepala sel Hamas yang bertanggung jawab memajukan serangan roket terhadap warga sipil dan pasukan IDF. Klaim ini disebut didukung intelijen serta dokumen yang ditemukan di Gaza.

Namun, Al Jazeera dan kelompok kebebasan pers membantah tuduhan tersebut. Tiga jurnalis Al Jazeera lain yang turut tewas adalah Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher, dan Mohammed Noufal.

Sebelumnya, Irene Khan pelapor khusus PBB dan kelompok kebebasan pers telah memperingatkan bahwa nyawa Al Sharif dalam bahaya akibat liputannya di medan perang. Khan menilai tuduhan Israel tidak memiliki dasar bukti yang memadai.

Dalam pesan terakhir yang ditinggalkan untuk dipublikasikan setelah kematiannya, Al Sharif menulis:

“Saya tidak pernah ragu menyampaikan kebenaran apa adanya, tanpa distorsi atau manipulasi, dengan harapan Tuhan menjadi saksi bagi mereka yang memilih diam.”

Sementara itu, Committee to Protect Journalists (CPJ) menegaskan Israel gagal memberikan bukti kredibel usai membunuh Al Sharif.

“Pola Israel yang menuduh jurnalis sebagai militan tanpa bukti kuat menimbulkan pertanyaan serius terkait niat dan penghormatan terhadap kebebasan pers,” kata Sara Qudah,Direktur CPJ untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

Akun X (Twitter) Al Sharif yang memiliki lebih dari 500 ribu pengikut sempat memposting bahwa Israel telah membombardir Kota Gaza selama lebih dari dua jam, hanya beberapa menit sebelum kematiannya.

Al Jazeera menyebut Al Sharif sebagai “salah satu jurnalis paling berani di Gaza”, dan menilai serangan ini sebagai upaya membungkam suara-suara terakhir yang melaporkan kondisi Gaza. Hamas pun menyatakan pembunuhan ini bisa menjadi tanda dimulainya serangan besar Israel di Gaza City.

Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel sebelumnya telah mengumumkan rencana ofensif baru untuk menghancurkan basis Hamas di Gaza, di tengah krisis kelaparan yang semakin memburuk setelah 22 bulan perang.

Menurut kantor media pemerintah Gaza yang dikuasai Hamas, 237 jurnalis telah tewas sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023. CPJ mencatat setidaknya 186 jurnalis tewas dalam konflik ini. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Senin, 11 Agustus 2025
33o
Kurs