Minggu, 17 Agustus 2025

Megawati: Jangan Jadi Partai yang Berani Saat Kampanye, tapi Diam Saat Rakyat Menderita

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Megawati Soekarnoputri Presiden Ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP memimpin upacara kemerdekaan ke-80 RI di halaman mesjid At Taufiq, Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (17/8/2025). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, kembali menegaskan komitmen partainya untuk terus menjaga semangat kemerdekaan dan berpihak pada rakyat kecil.

Hal ini disampaikan Megawati dalam upacara Kemerdekaan ke 80 RI di halaman Mesjid At Taufiq Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (17/8/2025).

Megawati menekankan bahwa tugas kader PDI Perjuangan adalah menjaga api kemerdekaan agar tidak padam oleh kepentingan pribadi maupun golongan, serta tidak tunduk pada politik yang mengkhianati rakyat.

“Kemerdekaan bukanlah titik akhir dari perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan adalah sebuah jembatan emas,” kata Megawati mengutip Bung Karno dalam karya tahun 1933 berjudul Mencapai Indonesia Merdeka.

Ia menjelaskan, di ujung jembatan emas itu terbentang dua jalan. Jalan pertama menuju dunia keselamatan dan kesejahteraan rakyat, dan jalan kedua membawa pada kesengsaraan. Megawati menegaskan bahwa pilihan jalan itu ada di tangan seluruh rakyat Indonesia.

“Tanggung jawab kita adalah memastikan bangsa ini melangkah di jalan keselamatan dan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Megawati menyampaikan bahwa kemerdekaan merupakan pintu gerbang untuk membangun kehidupan berbangsa yang berdaulat dalam politik, berdiri di atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi, serta berkepribadian dalam kebudayaan.
Namun ia juga mengingatkan berbagai tantangan besar yang dihadapi bangsa saat ini.

“Kemiskinan dan kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan, krisis pangan global, intervensi kekuatan asing, serta kerapuhan etika dan moral dalam penyelenggaraan negara adalah tantangan nyata di depan kita,” kata Megawati.

Menghadapi itu semua, Megawati menekankan bahwa PDI Perjuangan tidak boleh menjadi partai yang hanya ikut arus dan bersuara saat kampanye saja.

“Jangan hanya berani bicara saat kampanye, tetapi diam jika rakyat masih menderita,” tegasnya.
Ia menyebut PDI Perjuangan adalah partai ideologis yang memegang teguh ajaran Bung Karno dan berpihak pada rakyat marhaen.

“Hari ini saya perintahkan kepada seluruh kader partai, dari Sabang sampai Merauke, dari Mianas sampai Pulau Rote,” ucapnya.

Ada lima perintah penting yang ia sampaikan dalam kesempatan tersebut. Pertama, menjadikan Pancasila sebagai bintang penuntun dalam setiap kebijakan. Kedua, memperkuat disiplin organisasi, ideologi, teori, gerakan, dan tindakan.

“Tanpa disiplin, partai akan menjadi rapuh dan mudah diombang-ambingkan kepentingan,” kata Megawati.

Ketiga, kader diminta turun ke rakyat bukan hanya untuk meminta suara, tapi untuk mendengarkan keluh kesah dan membantu memecahkan masalah mereka.

Keempat, ia menyerukan agar seluruh kader melawan segala bentuk penyalahgunaan dan pengkhianatan terhadap konstitusi.

Dan yang kelima, menjadikan api proklamasi sebagai semangat perjuangan yang terus menyala dalam langkah membela kedaulatan, keadilan, dan kesejahteraan rakyat.

“Jalankan lima perintah itu dengan semangat gotong royong, kedisiplinan, dan soliditas tinggi. Dengan begitu, partai akan semakin kokoh, mandiri, dan mampu menghadapi berbagai tantangan sejarah,” pungkas Megawati.

Ia juga mengingatkan pentingnya melakukan perbaikan terus menerus dan mawas diri, agar PDI Perjuangan pantas disebut sebagai partai pelopor yang dicintai rakyat.(faz/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 17 Agustus 2025
32o
Kurs