
Salah seorang pasien balita di salah satu puskesmas di Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur meninggal dunia diduga terpapar Campak pada Rabu (27/8/2025) kemarin.
Avira Sulistyowati Plt Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan menjelaskan, pasien balita itu baru berusia empat tahun.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan balita itu mengalami demam tinggi, batuk, pilek, dan mata merah mirip flu.
Kemudian, muncul bercak koplik atau bintik putih kecil di dalam mulut dan sebelum ruam merah khas campak menyebar ke seluruh tubuh 3-5 hari setelah gejala awal muncul.
“Dan bintik-bintik kecil berwarna putih atau keabu-abuan dengan dasar merah, yang muncul di dalam pipi atau mulut,” kata Avira mengutip Antara, Kamis (28/8/2025).
Berdasarkan gejala-gejala tadi, maka tim medis yang menangani kasus ini menduga bahwa anak tersebut terpapar campak.
Namun Avira menyatakan bahwa balita empat tahuh itu masih diduga terpapar Campak berdasarkan deteksi awal petugas medis dari gejala yang dialami.
“Kami menyebut sebagai terduga campak, karena hasil uji laboratorium belum keluar,” tuturnya.
Seiring mewabahnya Campak di wilayah Madura, pihak Dinkes Pamekasan mendata warga yang positif campak sebanyak sebanyak 123 anak dari total terduga sebanyak 261 anak.
Avira menjelaskan tingginya kasus campak di Pamekasan itu akibat rendahnya imunisasi. Dinkes Pamekasan, sambung dia, sudah melakukan imunisasi sejak 20 Agustus 2025 untuk mencegah penyebaran penyakit itu dengan total jumlah sasaran sebanyak 5.016 anak.
Jumlah anak yang positif kasus campak di Pamekasan kali ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Pada 2024, anak yang positif menderita campak sebanyak 25 anak.(ant/wld/ipg)