Senin, 29 September 2025

Rumah Sakit Al-Helou Gaza Jadi Target Serangan Israel, Ratusan Pasien Terjebak

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi ruang perawatan di RS Gaza tidak dapat beroperasi akibat serbuan Israel.Foto: Antara

Tentara pendudukan Israel menargetkan Rumah Sakit Al-Helou di Kota Gaza pada Minggu (28/9/2025) malam dengan dua tembakan artileri.

Rumah sakit itu diketahui memiliki sejumlah departemen penting, termasuk ruang perawatan kanker dan unit perawatan bayi baru lahir yang menampung 12 bayi prematur.

Melansir Antara, akibatnya, lebih dari 90 orang terdiri dari tenaga medis dan pasien masih terjebak di dalam gedung karena tank-tank Israel mengepung fasilitas tersebut dan menutup akses keluar maupun masuk. Kondisi ini memperparah krisis kemanusiaan yang tengah melanda Jalur Gaza.

Sebelumnya, pada 23 September, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan instalasi oksigen sentral di Rumah Sakit Al Quds berhenti beroperasi setelah ditembaki pasukan Israel.

PRCS memperingatkan adanya situasi berbahaya yang mengancam keselamatan pasien dan petugas medis, terlebih kendaraan militer Israel juga memblokir akses gerbang selatan rumah sakit itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya pada 22 Mei 2025 menyebut empat rumah sakit besar di Gaza, yakni Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Hamad untuk Rehabilitasi dan Prostetik, serta Rumah Sakit Eropa Gaza, terpaksa menghentikan layanan medis.

Penyebabnya adalah lokasi yang berdekatan dengan zona permusuhan maupun serangan langsung. WHO mencatat 28 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza sejak Mei 2025, dengan total 697 serangan sejak Oktober 2023.

Saat ini hanya 19 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih beroperasi, termasuk satu rumah sakit yang hanya menyediakan perawatan dasar.

Namun fasilitas kesehatan yang tersisa pun menghadapi kekurangan pasokan obat-obatan, keterbatasan tenaga medis, ancaman keamanan yang berkelanjutan, serta lonjakan korban jiwa yang tidak tertangani.

Gaza Utara hampir kehilangan seluruh layanan kesehatan. Rumah Sakit Al-Awda hanya berfungsi minimal sebagai titik stabilisasi trauma dan menghadapi risiko penutupan karena akses yang terbatas.

Rumah Sakit Indonesia tidak dapat diakses sejak 18 Mei, sementara Rumah Sakit Kamal Adwan yang merupakan pusat perawatan pasien dengan malnutrisi akut parah berhenti beroperasi pada 20 Mei setelah pertempuran hebat memaksa evakuasi pasien.

Di Gaza Selatan, Kompleks Medis Nasser, Rumah Sakit Al-Amal, dan Rumah Sakit Al-Aqsa kewalahan menangani lonjakan korban luka, apalagi disertai gelombang pengungsian baru ke Deir al-Balah dan Khan Younis.

Rumah Sakit Eropa Gaza juga masih tidak beroperasi setelah serangan pada 13 Mei yang melumpuhkan layanan vital seperti bedah saraf, perawatan jantung, dan perawatan kanker.

Secara keseluruhan, WHO memperkirakan 94 persen rumah sakit di Jalur Gaza telah rusak atau hancur. Saat ini hanya tersedia 2.000 tempat tidur untuk melayani lebih dari 2 juta penduduk Gaza.

Jumlah ini sangat jauh dari kebutuhan riil di lapangan. Dari angka tersebut, sedikitnya 40 tempat tidur berisiko hilang karena berada di zona evakuasi yang baru diumumkan, sementara 850 lainnya terancam tidak dapat digunakan jika kondisi keamanan di sekitar rumah sakit memburuk. (ant/mas/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 29 September 2025
33o
Kurs