
Teras dan halaman RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Senin (29/9/2025) pukul 19.53 WIB masih ramai keluarga santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran Sidoarjo.
Mulai dari keluarga yang menunggu pasien dirawat hingga yang masih mencari kabar saudara yang belum ditemukan.
Rosyid, warga Bangkalan Madura menyebut, keponakannya Ahmad Fariz (15 tahun) santri Pondok Pesantren Al Khoziny jadi korban luka.
“Pergelangan kaki kanan itu pernah patah jadi patah lagi,” jelasnya ditemui suarasurabaya.net di depan IGD RS.
Kronologi yang diceritakan keponakannya, peristiwa ambruknya bangunan musala ponpes itu terjadi saat salat Ashar.
Ahmad Fariz berada di saf depan tepat belakang imam, selamat. Namun kakinya patah karena terinjak teman-teman lainnya yang berhamburan keluar musala saat peristiwa terjadi.
“Yang di belakang imam dua saf dari imam itu selamat semua. Yang (barisan) di belakangnya (lagi) itu masih kondisinya sekarang masih belum ada kepastian lah seperti itu,” ungkapnya.
Fariz yang seharusnya direkomendasikan untuk operasi oleh dokter IGD, akan dibawa pulang untuk dibawa ke sangkal putung.
“InsyaAllah malam ini juga bisa dibawa pulang ke Madura,” ucapnya.
Rosyid juga menceritakan pasien santri lain yang bertugas mengecor bangunan musala, mengalami luka di wajah karena terjatuh dari atas.
“Jadi lagi ngecor jatuh luka di wajah terus giginya copot,” ungkapnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi resmi dari pihak rumah sakit tentang jumlah pasien korban luka runtuhnya Ponpes Al Khosiny yang dirawat. (lta/ipg)