Kamis, 2 Oktober 2025

Emil Dardak Ceritakan Sulitnya Petugas Evakuasi Korban Tertimbun Bangunan Ponpes Al Khoziny

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur saat diwawancarai awak media di depan IGD RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Rabu (1/10/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur menceritakan sulitnya proses evakuasi korban tertimbun bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang dilakukan oleh petugas penyelamat.

“Dari momen kejadian, Basarnas langsung bergerak ke lokasi. Dan kemudian mungkin banyak pertanyaan kenapa tidak menggunakan alat berat, apakah itu ekskavator, crane dan lain sebagainya,” jelasnya saat mendampingi Saifullah Yusuf Mensos RI saat menjenguk seluruh korban luka di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Rabu (1/10/2025) malam.

Seluruh alat berat yang sudah siaga belum bisa dipakai karena berpotensi membahayakan korban-korban selamat yang masih tertimbun bongkahan bangunan.

“Karena begitu dinyalakan saja ekskavator langsung terjadi getaran yang kemudian menyebabkan bahaya,” ungkapnya.

Basarnas akhirnya membagi 3 zona atau area untuk evakuasi berdasarkan hasil asesmen.

“Malam itu (hari pertama) kita pikir hanya ada 6 (korban yang selamat). Lalu bertambah yang berhasil dievakuasi sampai menjadi 11,” tuturnya.

Pantauan suarasurabaya.net setelah kemarin Selasa sejak siang hingga siang tadi tidak membuahkan hasil evakuasi. Lalu, sore ini ada 4 korban selamat dibawa ke RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo. Salah satunya Haical, yang suaranya viral di sosial media saat momen percakapan dengan Basarnas.

“Dari petugas belum bisa melihat hanya bisa berkomunikasi hingga petugas bisa melihat, hingga petugas bisa menjangkau dan di dalam sana saat ini masih ada teman-teman dari Haical yang sudah bisa minimal mengakses makanan dan air yang sudah diberikan, asupan nutrisi tambahan seperti semacam infus untuk menjaga kondisi dari mereka yang ada di dalam,” terangnya.

Petugas terus berupaya menyisir korban selamat yang masih tertimbun bangunan musala.

“Tapi begitu mereka dengar tanda kehidupan, mereka kejar lagi. Jadi Basarnas ini petugasnya betul-betul sensitif dan peka untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan,” sambungnya.

Petugas mengupayakan segala cara untuk menjangkau korban selamat dengan memberi asupan oksigen dan makanan minuman, dengan menjebol hingga menyangga bongkahan bangunan.

“Jadi masuk itu ditetel, kemudian yang bisa diangkat dikasih dijack up sedikit dengan alat yang bisa masuk ditahan pakai balok kayu, ditahan terus dibuka ternyata begitu yang enggak bisa, digali ke bawah. Ada yang spacenya turun jadi 10 cm dia harus cari jalan lain, yang ini harus diganjel. Susah sekali,” jelasnya.

Lebih lanjut, Emil menegaska. petugas tidak berhenti melakukan evakuasi sejak hari pertama kejadian.

“Instruksi Ini 24 jam bekerja. Sampai sekarang ini belum ada istirahat. Tapi gantian ya. Di dalam itu 2 jam saja sudah sangat melelahkan, bekerja di ruang yang sangat sempit dan penuh risiko,” ungkapnya.

Selain Basarnas yang berjuang menyelamatkan korban, ambulans rumah sakit terus berjaga di lokasi untuk langsung mengirim cepat korban selamat ke IGD RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo.

“Jadi jelas kondisi sebelum naik ke ambulans itu sudah diobservasi dulu oleh dokter naik langsung di sini sudah jelas apa yang harus diantisipasi,” jelasnya. (lta/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 2 Oktober 2025
26o
Kurs