
M. Ali Zainal Abidin, korban selamat dari reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo, Jawa Timur, menceritakan ulang peristiwa ambruknya bangunan musala di situ, Senin (29/9/2025) sore.
Sekitar pukul 15.00 WIB, dia termasuk dalam puluhan santri yang melaksanakan salat berjemaah di musala.
Baru masuk rakaat kedua, dia sempat mendengar suara gemuruh mirip batu jatuh.
“Dengarnya ya gemuruh. Pertama ada semacam batu jatuh,” tuturnya sambil terbaring pemulihan di ruang Mawar Kuning RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Rabu (1/10/2025).
Tapi, dia memilih fokus melanjutkan salat, dan tidak lama setelah itu, terasa goyangan mirip gempa yang membuatnya langsung tidak sadarkan diri.
“Habis itu enggak ingat lagi posisi sudah enggak sadar,” ungkapnya.
Seingat bocah laki-laki yang kini duduk di kelas 3 SMAitu, saat salat sebelum kejadian, dia ada di saf tengah sebelah kanan imam.
Sekarang, Zainal menjalani perawatan medis karena gagar otak ringan dan tulang ekor bengkak mengakibatkan sakit kalau dipakai jalan.
“Yang sekarang dirasain pusing, kalau jalan sakit dari punggung sampai tulang ekor,” tutupnya.
Sekedar diketahui, di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, hingga hari ini, Rabu (1/10/2025) total ada 44 korban. Terdiri dari 30 korban sudah rawat jalan, 12 korban rawat inap, dan 2 meninggal dunia.(lta/rid)