Kamis, 2 Oktober 2025

BNPB Menduga 59 Santri Masih Terjebak Reruntuhan Bangunan Ponpes di Sidoarjo

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Suharyanto (tengah) Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat konferensi pers di Posko Gabungan (tengah), Kamis (2/10/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Sebanyak 59 santri belum diketahui keberadaannya dalam peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, hingga sore hari ini, Kamis (2/10/2025).

Suharyanto Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan, total keseluruhan korban dalam peristiwa ini yang sudah tercatat berdasarkan pendataan Basarnas mencapai 108 orang.

Rinciannya, 103 orang selamat sedang menjalani perawatan di rumah sakit dan lima orang dinyatakan meninggal dunia.

“Itu terdiri dari 103 orang yang kondisi selamat ya, semua dirawat di rumah sakit. Rinciannya ada lima orang meninggal dunia,” ujar Suharyanto.

Kemudian Kepala BNPB itu menyebut, saat ini diduga masih ada 59 santri yang terjebak reruntuhan atau belum diketahui keberadaannya, pascaambruknya gedung tiga lantai tersebut.

“Sekarang yang masih hilang, yang ada datanya, yang ada fotonya itu sementara terdata 59 orang,” tuturnya.

Sementara itu dari hasil identifikasi kemarin, Basarnas hanya menemukan 15 titik dengan rincian tujuh orang berstatus merah, dan delapan orang berstatus hitam. Dari tujuh orang berstatus merah tersebut, semuanya telah dievakuasi kemarin malam dan dua di antaranya meninggal.

“Di mana itu? (59 santri), kita tidak tahu. Karena dengan alat-alat canggih oleh Basarnas itu dari 15 titik (kemarin) itu. Kita sampaikan pada keluarga bahwa mudah-mudahan 59 itu tidak ada di situ (reruntuhan),” katanya.

Di lain sisi, evakuasi korban gedung ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mulai menggunakan alat berat. Sebanyak lima unit alat berat jenis crane segera dikerahkan untuk mengangkut puing-puing reruntuhan.

Pratikno Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, saat konferensi pers di Posko SAR Gabungan mengatakan, sebelum melakukan pencarian dengan alat berat, Tim SAR telah melakukan asesmen lebih dulu.

Asesmen tersebut juga melalui dialog dengan keluarga korban lebih dulu untuk meminta persetujuan. Pratikno mengatakan, pihak keluarga sepakat untuk dilakukan pengangkatan reruntuhan karena korban terjebak sudah lewat dari tiga hari.

“Nah, ini tadi barusan kita dipimpin oleh Pak Kepala BNPB berdialog lagi karena setiap hari terus dilakukan komunikasi dengan keluarga para santri. Apakah sudah saatnya untuk dilakukan mulai evakuasi dengan menggunakan bantuan alat-alat berat,” kata Pratikno.(wld/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 2 Oktober 2025
29o
Kurs