Sabtu, 4 Oktober 2025

Ahli Bioenergi Pastikan Kadar Etanol 3,5 Persen Sudah Sesuai Standar Dunia

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Shell Jl. Diponegoro, DR. Soetomo, Kec. Tegalsari, Surabaya, Jumat (28/2/2025). Foto: Nova Trisya Kaka Mg suarasurabaya.net

Tatang Hernas Soerawidjaja Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (Ikabi) memastikan kadar etanol 3,5 persen dalam bahan bakar minyak (BBM) tergolong aman dan sesuai standar dunia.

Dia menjelaskan, World-wide Fuel Charter menyatakan bahwa bensin boleh mengandung oksigen maksimal 2,7 persen berat.

“Kalau etanol biasanya hanya bisa dicampurkan hingga sekitar 5 persen volume agar tetap memenuhi syarat. Jadi, kandungan 3,5 persen volume di BBM Pertamina masih aman dan sesuai standar,” katanya, melansir Antara, Jumat (3/10/2025).

Tatang melanjutkan kandungan tersebut justru tergolong rendah bila dibandingkan praktik global.

Dia kemudian mencontohkan Brasil yang mencampur bensin dengan bioetanol dengan kadar 20 persen volume.

“Di sana, ada mobil berbahan bakar fleksibel, kadar bioetanolnya bisa dari 20 hingga 95 persen volume. Kendaraan dilengkapi instrumen pendeteksi kadar bioetanol di dalam tangki dan otomatis menyesuaikan perbandingan udara dan uap bahan bakar yang tepat,” ungkapnya.

Tatang juga menegaskan bahwa bahan bakar beroksigen seperti bioetanol dan MTBE terbukti meningkatkan angka oktan dan membuat emisi gas buang lebih bersih.

“Di negara-negara yang polusi udaranya sudah berat, pencampuran etanol bahkan diwajibkan oleh peraturan negara untuk menurunkan emisi kendaraan bermotor,” katanya lagi.

Ia juga menilai langkah Indonesia mencampur etanol 3,5 persen pada BBM sebagai titik awal yang positif.

“Masih tergolong sangat rendah dibandingkan tren global, tapi ini awal yang baik. Pemerintah bisa mulai dengan 5 persen volume lalu meningkatkannya, sambil mempersiapkan kehadiran flexible-fuel vehicle agar transisi lebih mulus,” ujarnya.

Menurut Tatang, pemanfaatan bioetanol di sektor transportasi merupakan langkah strategis mendukung target net zero emission pada 2060.

“Bioetanol berkontribusi positif pada pencapaian net-zero emission. Mendukung pemanfaatan bioetanol di sektor transportasi itu wajib kita lakukan bersama pemerintah, industri, dan masyarakat,” katanya menegaskan.

Kehadiran bioetanol dalam BBM dinilainya bukan hanya menambah angka oktan, tetapi juga membuka peluang baru bagi sektor pertanian dan energi terbarukan.

Jika diatur dan diawasi dengan baik, hal ini akan mengurangi ketergantungan impor minyak mentah, meningkatkan nilai tambah sumber daya domestik, dan mendukung agenda transisi energi nasional, kata Tatang pula.(ant/kir/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 4 Oktober 2025
28o
Kurs