Senin, 13 Oktober 2025

Rupiah Melemah Jadi Rp16.590 per Dolar AS Karena Kekhawatiran Eskalasi Perang Dagang

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Kurs rupiah turun. Foto: suarasurabaya.net

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan, Senin (13/10/2025) pagi, di Jakarta, melemah sebesar 20 poin atau 0,12 persen menjadi Rp16.590 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.570 per dolar AS.

Lukman Leong analis mata uang mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah karena kekhawatiran eskalasi perang dagang China-Amerika Serikat (AS).

“Dolar indeks sendiri turun cukup besar setelah Trump (Donald Trump Presiden AS) mengancam akan menambahkan tarif sebesar 100 persen kepada China, namun mata uang yang sensitif dengan tarif dan ekonomi China seperti rupiah dan mata uang EM (Emerging Market) lainnya berpotensi lebih tertekan,” ucapnya seperti dilansir Antara.

Trump berjanji mengenakan tarif baru sebesar 100 persen terhadap barang-barang China dan membatasi ekspor “perangkat lunak penting” setelah Beijing mengumumkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang.

AS menargetkan penerapan tarif tersebut sejak 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung tindakan atau perubahan lebih lanjut yang diambil oleh China.

Trump sebelumnya mengecam pengumuman Beijing, dengan mengatakan bahwa saat ini “tidak ada alasan” untuk menindaklanjuti rencana pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan akhir bulan ini.

China mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang baru pada, Kamis (9/10/2025). Pembatasan tersebut memperluas batasan pada teknologi pemrosesan dan manufaktur serta melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu.

Kementerian Perdagangan China mengatakan, langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional dengan memberlakukan kontrol ekspor pada teknologi terkait unsur tanah jarang, termasuk penambangan, peleburan dan pemisahan, produksi material magnetik, dan daur ulang sumber daya sekunder.

Teknologi dan data terkait yang melibatkan penambangan, peleburan dan pemisahan unsur tanah jarang, peleburan logam, manufaktur material magnetik, dan daur ulang sumber daya sekunder tanah jarang, serta perakitan, pemeliharaan, dan peningkatan lini produksi terkait, tidak dapat diekspor tanpa izin resmi.

Menurut Lukman, perang dagang yang berlangsung antara AS dengan China akan memberikan ancaman terhadap dolar, terutama mata uang regional Asia yang sangat tergantung terhadap China dalam hal ekonomi.

“(Kebijakan tarif) menurut dia (Trump) demi kejayaan negara AS – MAGA (Make America Great Again). Namun, menurut saya kebijakannya justru setback (kemunduran),” ujar dia. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 13 Oktober 2025
33o
Kurs