
Memasuki usia yang ke-80 tahun, Jawa Timur (Jatim) terus menunjukkan ketangguhannya sebagai motor ekonomi nasional.
Dengan tema “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh,” provinsi ini menegaskan komitmennya memperkuat sektor perdagangan dan industri pengolahan yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Kontribusi Jatim terhadap ekonomi nasional pun tak bisa dipandang sebelah mata. Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, provinsi ini menyumbang sekitar 25 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa.
Hal itu disampaikan Yudi AriantoKepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim dalam program Wawasan Merawat Bumi Majapahit di Radio Suara Surabaya, Senin (20/10/2025).
“Jawa Timur merupakan provinsi dengan penyumbang 25 persen ekonomi di Pulau Jawa. Dari 25 persen itu kalau dilihat dari sektornya, paling tinggi di triwulan II tahun 2025 itu sektor industri pengolahan 31,10 persen, kemudian sektor perdagangan 18,20 persen, sektor pertanian 11,5 persen,” kata Yudi.
Pada triwulan II tahun ini, kata Yudi, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat 5,25 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Menurutnya, hal itu berasal dari sektor perdagangan yang memiliki peran penting sebagai penghubung antara berbagai sektor industri dan produksi daerah.
Salah satu langkah strategis yang terus diperkuat adalah pelaksanaan misi dagang antardaerah, yang diinisiasi oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur. “Ini sebetulnya kegiatan dari berbagai sektor, bukan hanya perdagangan,” ujarnya.
Dalam satu dekade terakhir, industri pengolahan terutama makanan dan minuman menjadi primadona perekonomian Jatim. Pertumbuhan sektor ini mendorong geliat sektor lain seperti distribusi, pertanian, dan logistik.
“Kalau sektor industri tumbuh, perdagangan tumbuh, tentu saja sektor lain juga akan ikut tumbuh. Yang paling tinggi kontribusinya masih industri makanan dan minuman, baru kemudian tembakau dan farmasi,” bebernya.
Keberhasilan sektor industri dan perdagangan itu tercermin dalam neraca ekspor-impor Jatim yang terus mencatat surplus sejak 2019. Hanya pada masa pandemi Covid-19 sempat turun, namun kini telah kembali menanjak tajam.
Pada 2024, surplus perdagangan Jatim mencapai Rp187 triliun, sementara hingga semester pertama 2025 sudah menembus Rp120,65 triliun. Jika tren ini berlanjut, menurut Yudi, maka capaian tahun lalu diperkirakan akan terlampaui.
Yudi menegaskan, capaian tersebut bukan semata hasil kerja sektor besar, melainkan juga kontribusi dari pelaku industri kecil dan menengah yang menjadi bagian dari ekosistem perdagangan Jatim.
“Ini akumulasi dari semua kategori industri. Dampaknya tentu positif terhadap kinerja masing-masing perusahaan,” tandasnya.
Sementara di sisi pemberdayaan usaha kecil, Erwin Indra Widjaja, Kepala UPT Pelatihan Dinas Koperasi dan UKM Jatim pada kesempatan yang sama menekankan pentingnya misi dagang ini agar tidak hanya menjadi ajang transaksi antardaerah, tetapi juga memberi ruang bagi UMKM untuk tumbuh bersama industri besar.
Menurutnya, setiap pelaku usaha dari 38 kabupaten/kota di Jatim harus memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam misi dagang.
Karena itu, Diskop UKM Jatim terus memperkuat kapasitas UMKM melalui program pelatihan berjenjang dari tahap dasar hingga tingkat mahir agar mereka mampu naik kelas dan siap bersaing di pasar lebih luas.
Ia mengakui bahwa tidak semua UMKM bisa langsung masuk kategori go global, tetapi pelatihan berkelanjutan bisa menjadi pintu awal untuk naik kelas.
“Harusnya begitu, tapi harus dipilah. Kita ini punya berapa ratus ribu UMKM, ada yang kecil, ada yang mikro. Kalau kita bicara mikro dan kecil itu susah. Tapi kalau enggak ada yang melatih mereka, terus siapa yang melatih?” ujarnya.
Karenanya, Erwin berharap sinergi lintas sektor yang sudah dibangun lewat misi dagang dapat terus diperluas agar pelaku usaha di daerah mendapat manfaat nyata.
“Yang penting itu bagaimana pelatihan dan misi dagang ini berdampak langsung ke pelaku UMKM, supaya mereka bisa ikut tumbuh bersama industri dan perdagangan Jawa Timur,” tutupnya. (bil/iss)