Senin, 27 Oktober 2025

Sering Lemas dan Letih? Waspadai Anemia, Ini Penjelasan Dokter

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi seseorang mengalami anemia. Foto: Health

Dokter Johanes Adiatna Mastan spesialis penyakit dalam menyatakan bahwa sering merasa lemas dan cepat lelah bisa menjadi tanda awal seseorang mengalami anemia.

“Kekurangan sel darah merah berarti menyebabkan nutrisi dan oksigen yang ada dalam tubuh kita ini tidak tersebar atau tidak terdistribusi dengan baik ke seluruh jaringan,” katanya dilansir dari Antara, Minggu (26/10/2025).

Kondisi tersebut otomatis akan membuat tubuh merasa kekurangan energi, lemah, letih, dan lesu. “Jadi yang disebut anemia itu adalah kekurangan sel darah merah,” paparnya.

Kondisi ini umumnya diukur melalui kadar hemoglobin atau HB dalam darah. Patokan umum yang digunakan adalah ambang batas 12 gram per desiliter (g/dL) untuk perempuan dan 13 g/dL untuk laki-laki.

Seseorang dapat disebut anemia ketika kadar HB berada di bawah ambang batas tersebut. Namun, evaluasi dan pemantauan lebih lanjut biasanya diperlukan jika HB sudah di bawah 10 g/dL atau mulai menimbulkan gejala klinis.

Ia meluruskan mitos bahwa wajah pucat selalu menandakan anemia. “Pucat itu bisa karena banyak hal,” ujarnya.

Ia menyebut wajah pucat bisa disebabkan multifaktorial dan tidak selalu anemia. Johanes juga membantah mitos bahwa anemia hanya terjadi karena kekurangan zat besi.

“Anemia itu tidak hanya melulu karena kurang zat besi ya,” katanya.

Menurutnya, anemia bisa disebabkan oleh kekurangan folat atau vitamin B12. Selain itu, anemia juga bisa terjadi akibat penyakit autoimun atau adanya penyakit kronik.

“Karena penyebabnya sangat luas, pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk menentukan jenis anemia. Diagnosis memerlukan pengecekan parameter lain selain HB, yaitu volume sel darah merah (MCV), konsentrasi rata-rata hemoglobin pada satu sel darah merah (MCHC), dan rata-rata hemoglobin (MCH),” katanya.

Johanes juga mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang paling sering ditemui di lapangan. Salah satunya adalah orang-orang dengan kondisi diet restriksi khusus.

Pola makan tersebut dapat membuat seseorang menderita anemia jika kebutuhan nutrisi lain tidak terpenuhi. Risiko tinggi lainnya adalah pada perempuan usia muda yang sering mengalami menstruasi berkepanjangan.

Apabila kondisi itu tidak diimbangi dengan asupan zat besi yang baik, mereka berisiko mengalami anemia defisiensi besi. “Perlu diingat agar konsumsi vitamin C tetap dalam rentang normal sesuai kebutuhan harian,” terang Johanes. (ant/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Senin, 27 Oktober 2025
26o
Kurs