Prof Wasiaturrahma Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga mendorong bank harus patuh terhadap program pemerintah “KUR Tanpa Agunan” untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tapi harus didampingi dan dipantau.
Usulannya beralasan, khawatir pinjaman itu disalahgunakan untuk kegiatan konsumtif, bukan produktif usaha yang bisa mendatangkan profit bagi bank. Pendampingan yang dimaksud misalnya memantau laporan keuangan.
“Kalau risiko kredit tanpa agunan punya risiko lebih tinggi, saya setuju kalau perbankan punya syarat lebih ketat. Karena ekonomi sekarang sudah sulit. Ini perlu didampingi kalau memberi kucuran kredit ke UMKM,” ungkapnya saat mengudara di Program Wawasan Radio Suara Surabaya, Selasa (11/11/2025).
Selain itu meski program ini bertujuan meningkatkan aksesibilitas kredit bagi pelaku UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, lanjutnya, jika angka kredit macet tinggi bisa membahayakan stabilitas sistem keuangan negara.
Apalagi melihat tren realisasi penyaluran KUR 2024 lalu RP280.8 T melebihi target Rp280 T, tapi secara realisasi kredit perbankan baru tumbuh 7 persen dari target 8 persen.
“Kalau lihat dari sisi itu, kita lagi stagnan. Pengaruh ekonomi eksternal, fragmentasi geo ekonomi, geopolitik, perang dagang Trump dan mitranya,” ucapnya.
Kredit macet yang tinggi akan berujung pada rekapitulasi perbankan sehingga memperberat beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
“Bank harus patuh menjalankan program pemerintah dengan memantau, mendampingi UMKM yang diberikan pinjaman, betul-betul untuk kegiatan produktif. UMKM juga harus memebri kesempatan perluasan kerja ke masyarakat,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan menegaskan akan melakukan investigasi lebih lanjut mengenai implementasi KUR, menyusul adanya UMKM yang dipersulit untuk mengakses KUR. Salah satunya adalah persyaratan agunan bagi UMKM.
Purbaya menuturkan KUR adalah program dari pemerintah yang digulirkan untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Seharusnya KUR tidak memerlukan agunan jika pinjamannya di bawah Rp 100 juta. (lta/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
