Jumat, 14 November 2025

Emisi Karbon Dioksida Global Akan Capai Rekor Tertinggi Pada 2025

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Lahore, Pakistan. Foto: Antara

Emisi karbon dioksida (CO2) global dari bahan bakar fosil akan mencapai rekor tertinggi pada 2025, meningkat 1,1 persen dibandingkan pada 2024, demikian menurut sebuah studi yang disorot pada Kamis (13/11/2025) dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30) di Kota Belem yang berada di kawasan Amazon, Brasil.

Anggaran Karbon Global 2025, yang dibuat oleh konsorsium ilmiah internasional Global Carbon Project, memperkirakan emisi CO2 dari bahan bakar fosil akan mencapai 38,1 miliar ton tahun ini, karena pertumbuhan permintaan energi global yang terus melampaui pengembangan energi terbarukan.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa tujuan untuk memperlambat pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius tidak mungkin tercapai dalam kondisi saat ini, dan bahwa penyerap karbon alami, seperti lautan dan hutan, semakin melemah akibat perubahan iklim.

“Dengan emisi CO2 yang masih meningkat, menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celsius kini tidak lagi memungkinkan,” kata Pierre Friedlingstein Profesor dari University of Exeter, melansir Antara, Jumat (14/11/2025).

“Sisa anggaran karbon untuk (menjaga pemanasan global di bawah) 1,5 derajat Celsius, yakni 170 miliar ton karbon dioksida, akan habis sebelum 2030 jika laju emisi saat ini terus berlanjut. Kami memperkirakan perubahan iklim saat ini telah mengurangi kapasitas penyerapan karbon gabungan dari daratan dan lautan, sebuah pertanda jelas dari Planet Bumi bahwa kita perlu mengurangi emisi secara drastis,” jelasnya.

Meskipun sejumlah kemajuan telah dicapai, hal itu tidaklah cukup, kata para peneliti.

“Upaya-upaya untuk mengatasi perubahan iklim sudah terlihat, dengan 35 negara berhasil mengurangi emisi sambil menumbuhkan ekonomi mereka,” kata Corinne Le Quere, seorang profesor dari University of East Anglia.

Namun, dia memperingatkan bahwa kemajuan ini masih terlalu rapuh untuk mengarah pada penurunan emisi global yang berkelanjutan yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim.

“Dampak yang muncul dari perubahan iklim terhadap penyerapan karbon sangat mengkhawatirkan dan semakin menekankan perlunya tindakan segera,” tutupnya.(ant/mas/kir/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 14 November 2025
28o
Kurs