Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari, Senin (17/11/2025), di Jakarta, melemah sebesar 19 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.726 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.707 per dolar AS.
Meski demikian, Lukman Leong analis mata uang Doo Financial Futures memprediksi nilai tukar rupiah menguat terbatas didukung sentimen di pasar yang pulih, namun tertekan komentar para pejabat Federal Reserve (The Fed).
“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas didukung oleh pulihnya sentimen di pasar, namun tertekan oleh pernyataan hawkish dari beberapa pejabat The Fed,” ucapnya dilansir Antara, Senin.
Raphael Bostic Presiden Fed Atlanta disebut menghendaki tingkat suku bunga The Fed dipertahankan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2025.
Adapun Lorie Logan Presiden Federal Reserve Bank Dallas menentang pemangkasan suku bunga, dan Jeff Schmid Presiden The Fed Kansas City menyampaikan bahwa inflasi AS masih sangat tinggi.
Seperti diketahui, dalam rapat FOMC pada 29 Oktober 2025, The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis points (bps) menjadi kisaran 3,75-4 persen.
Namun, Jerome Powell Ketua The Fed mengatakan belum ada kepastian untuk pemangkasan lanjutan saat pertemuan FOMC akan dilakukan kembali pada 9-10 Desember.
Di samping itu, investor juga cenderung wait and see mengantisipasi Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan rilis neraca transaksi berjalan kuartal III-2025 Indonesia pada pekan ini.
“RDG BI diperkirakan akan memangkas suku bunga 25 bps. Hal ini akan negatif bagi rupiah. Neraca transaksi berjalan diperkirakan akan surplus kecil, namun ini lebih baik daripada defisit pada 9 kuartal beruntun, dan ini bisa mendukung rupiah,” ungkap Lukman.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.650-Rp16.750 per dolar AS pada hari ini. (ant/bil/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
