Selasa, 25 November 2025

Pemprov Jatim Masifkan Inseminasi Buatan untuk Swasembada Daging 2029

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim saat memimpin inseminasi buatan pada hewan ternak di Jember. Foto: Humas Pemprov Jatim

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar Gerakan Serentak Pelayanan Inseminasi Buatan (GSPIB) sebagai upaya unuk meningkatkan produktivitas sektor peternakan dan mencapai target swasembada daging pada 2029.

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur itu digelar di City Forest, Kabupaten Jember yang diikuti serentak oleh kabupaten/kota di seluruh Jatim.

Dalam kesempatan itu, Khofifah memimpin inseminasi buatan (IB) perdana pada 38 ekor sapi sebagai simbol dimulainya gerakan massal pelayanan inseminasi buatan di seluruh Jatim.

“Jika masif melakukan inseminasi buatan ini, maka diharapkan Indonesia dapat mewujudkan swasembada daging tahun 2029,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Selasa (25/11/2025).

Gubernur Jatim itu menjelaskan, gerakan inseminasi buatan ini merupakan upaya pemprov bersama stakeholder untuk memperkuat pembangunan nasional khususnya di sektor peternakan.

“Sektor peternakan ini mendapatkan sinergitas dari sangat banyak elemen khususnya BBIB dan Pusvetma, ini semua bersinergi,” tuturnya.

Sekedar diketahui, pada 2022 silam Provinsi Jatim dilanda wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi, kambing, domba, kerbau, dan babi. Akibatnya banyak ternak yang sakit bahkan mati dan harus dipotong paksa.

Wabah tersebut berdampak pada penurunan tingkat populasi hewan ternak dan daging di Provinsi Jatim.

“Dampaknya populasi dan produktivitas ternak turun, produksi susu, daging, dan kelahiran pedet juga turun,” sebutnya.

Untuk mengatasi wabah tersebut, Khofifah menjalankan sejumlah langkah pengendalian seperti pengobatan ternak sakit, vaksinasi dan desinfeksi lingkungan.

Upaya ini juga dilakukan oleh Tim Satgas PMK yang melibatkan kolaborasi antara BNPB, Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, TNI, dan Polri.

“Alhamdulillah, berkat kerja keras dan kekompakan wabah PMK telah dapat dikendalikan dan di tahun 2024, statusnya telah menurun dari Wabah menjadi tertular,” ucapnya.

“Pada saat kita masih melakukan pengendalian PMK, hari ini kita harus memberikan penguatan dan semangat kepada seluruh peternak dan penggemuk ternak, mereka harus terkonfirmasi bahwa vaksinasi berjalan dengan baik,” tegasnya.

Untuk memulihkan populasi hewan ternak pascawabah PMK, telah dilakukan program Inseminasi Buatan atau kawin suntik. Saat ini terdapat 1.417 petugas kawin suntik di Jawa Timur yang siap berkontribusi.

“Hasilnya, sepanjang tahun 2024, Jawa Timur menghasilkan kelahiran pedet (anak sapi) sebanyak 1,1 juta ekor yang merupakan capaian tertinggi secara nasional,” katanya.

Sementara itu, di tahun 2025 pada rentang Januari hingga 24 November telah dilakukan inseminasi buatan pada 1.099.397 ekor sapi.

Atas capaian tersebut Khofifah menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas, baik dokter hewan, paramedik, maupun petugas kawin suntik sebagai garda terdepan.

“Mari kita terus menjaga produktivitas ternak dengan tetap waspada PMK, tentunya melalui vaksinasi, biosekuriti, kontrol kebersihan kandang, serta pengendalian lalu lintas ternak,” tandasnya.(wld/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 25 November 2025
27o
Kurs