Sabtu, 20 Desember 2025

Dari Satu Pemain Jadi Ribuan, Sepak Bola Putri Dinilai Tumbuh Pesat

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Timo Scheunemann head coach MilkLife Soccer Challenge sekaligus pelatih Timnas Wanita Indonesia U-17 ketika diwawancarai awak media di Surabaya pada Sabtu (20/12/2025). Foto: Istimewa

Perkembangan sepak bola putri di Indonesia dinilai mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari yang semula hanya melibatkan satu pemain, kini jumlahnya tumbuh menjadi ribuan.

Penilaian tersebut disampaikan Timo Scheunemann pelatih sepak bola nasional yang terlibat langsung dalam pembinaan dan pengembangan sepak bola putri usia dini.

Menurut head coach MilkLife Soccer Challenge itu, proses membangun minat sepak bola putri dilakukan secara bertahap dan konsisten selama lebih dari satu tahun, dengan menyasar sekolah dan berbagai instansi. Upaya tersebut kerap tidak terlihat publik, padahal menjadi fondasi utama pertumbuhan jumlah pemain.

Contoh paling nyata terlihat di Kudus. Timo mengungkapkan, tiga tahun lalu hanya ada satu anak perempuan yang bermain sepak bola di wilayah tersebut. Kini, jumlahnya melonjak drastis.

“Dulu di Kudus dan sekitarnya itu hanya ada satu pesepak bola putri. Sekarang sudah 2.200 pemain putri. Itu baru satu wilayah,” ujar Timo ketika ditemui di sela pertandingan Hydroplus Soccer League di Surabaya, Sabtu (20/12/2025) pagi.

Perkembangan serupa juga terjadi di Jakarta. Pada penyelenggaraan awal, hanya sekitar 20 sekolah yang berpartisipasi. Jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 60 sekolah pada edisi berikutnya, hingga akhirnya mencapai 220 sekolah.

“Ini sudah menjadi sebuah movement. Sampai sekarang kami kewalahan karena sekolah yang ingin ikut sangat banyak, bahkan harus ada kualifikasi untuk masuk MilkLife,” ungkap pelatih Timnas Wanita Indonesia U-17 tersebut.

Ia menilai dukungan Djarum Foundation berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ini, termasuk melalui kolaborasi lintas sektor dan peran media dalam menyampaikan pesan positif tentang sepak bola putri.

Secara sistem, pembinaan juga dinilai semakin matang dan berjenjang. Kompetisi dimulai dari kelompok usia U-10 dan U-12 antar SD dengan format tujuh lawan tujuh, berlanjut ke U-15 antar Sekolah Sepak Bola (SSB), U-18 dengan format 11 lawan 11, hingga Campus League di tingkat perguruan tinggi.

“Orang tua sekarang tidak perlu khawatir lagi. Anak main bola itu untuk apa? Paling tidak, ada jalur pendidikan yang jelas kalau memang dia punya kemampuan,” ujar Timo.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa tujuan utama anak bermain sepak bola bukan semata-mata prestasi. Kesenangan, kesehatan mental, dan pembentukan karakter harus menjadi prioritas.

“Nomor satu itu senang. Jangan sampai dilupakan, anak main bola karena senang. Dari situ muncul karakter, pertemanan, dan nilai sosial. Soal tim nasional atau profesional, jangan muluk-muluk dulu,” katanya.

Timo juga memaparkan sejumlah aspek yang perlu terus diperkuat dalam pembinaan. Salah satunya penguasaan bola atau ball mastery yang bisa dilakukan melalui latihan mandiri di rumah.

“Ball mastery harus terus dilatih. Contohnya banyak di YouTube. Itu juga sekaligus melatih endurance,” jelasnya.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya pencegahan cedera, khususnya cedera ligamen lutut atau ACL yang risikonya lebih tinggi pada pesepak bola perempuan.

“Risiko cedera ACL pada perempuan bisa berkali-kali lipat dibanding pria. Jadi latihan penguatan lutut dengan isometrik dan karet itu wajib,” tegas Timo.

Pemahaman taktik juga menjadi perhatian, terutama dalam membaca peran saat bertahan maupun menyerang tanpa bola. Menurutnya, aspek ini penting agar kualitas permainan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah pemain.

Sementara itu, dalam pertandingan Sabtu pagi di Lapangan Bogowonto, Tigers FA mengalahkan Star Generation Putri dengan skor 8-0. Sementara Arema FC Women menang 14-0 atas Persida Putri.

Kemudian Putri Meta mengalahkan Persegres Putri dengan skor 7-0. Sedangkan LH Bulog Jatim unggul tipis 2-1 atas Srikandi Mojopahit FC. (saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 20 Desember 2025
24o
Kurs