Selasa, 30 Desember 2025

Sekolah Rakyat Masuki Tahap Evaluasi, Fokus Tiga Pilar Perkembangan Murid

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Mohammad Nuh Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat saat memberi keterangan kepada awak media di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Senin (29/12/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Program Sekolah Rakyat memasuki tahap evaluasi setelah berjalan hampir satu semester. Proses ini dilakukan untuk menilai efektivitas pelaksanaan sekaligus memastikan tujuan awal program tetap selaras dengan kebutuhan murid.

Mohammad Nuh Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat mengatakan, evaluasi dilakukan secara menyeluruh, mulai dari gagasan dasar hingga capaian pembelajaran selama satu semester.

“Sekarang ini kita sedang melakukan evaluasi, baik dari sisi ide dasarnya dulu seperti apa, pelaksanaannya, capaian dalam satu semester, ini yang sekarang kita konsolidasikan untuk kita evaluasi,” katanya di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Senin (29/12/2025).

Nuh menjelaskan, evaluasi pelaksanaan Sekolah Rakyat difokuskan pada tiga aspek utama yang seluruhnya berpijak pada kondisi dan perkembangan murid.

Aspek pertama adalah fisik dan kesehatan siswa. Sejak awal masuk, setiap anak telah dipetakan kondisi fisiknya, mulai dari berat dan tinggi badan, tingkat kesehatan, hingga kebugaran. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan kondisi siswa setelah satu semester berjalan untuk melihat perubahan yang terjadi.

Aspek kedua adalah psikososial dan talenta. Menurutnya, setiap anak di Sekolah Rakyat memiliki peta talenta yang menjadi dasar pengembangannya. Pendekatan itu menempatkan potensi dan minat anak sebagai pijakan utama pembelajaran.

Sementara aspek ketiga adalah capaian akademik. Evaluasi akademik untuk melihat bagaimana perkembangan murid selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

“Insyaallah Januari nanti sudah bisa keluar hasil evaluasinya itu,” ucapnya.

Pihaknya memastikan, setelah evaluasi pelaksanaan Sekolah Rakyat nanti tuntas pada akhir Januari, hasilnya akan disampaikan ke publik.

Pengukuran hasil evaluasi itu, lanjut dia, tidak diukur dengan pendekatan Return on Investment (ROI) seperti lembaga bisnis, melainkan menggunakan Social Return on Investment (SROI).

“Karena Sekolah Rakyat bukan profit oriented, tetapi investasi sosial, maka yang kita ukur adalah Social Return on Investment. Berapa nilai sosial yang bisa kita telurkan dari Sekolah Rakyat,” ucapnya.

Seperti diketahui, saat ini Sekolah Rakyat ada di 166 titik di Indonesia dengan menggunakan gedung sementara. Mulai tahun depan, Menteri Sosial (Mensos) berencana membangun gedung permanen untuk Sekolah Rakyat. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 30 Desember 2025
27o
Kurs