Jumat, 17 Mei 2024

Harga Gula Berada di Titik Terendah

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Unjuk rasa petani tebu di kantor PTPN XI. Foto : Taufik suarasurabaya.net

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, mengakui rendahnya harga gula di pasaran akibat terus membludaknya gula impor. Harga gula sendiri secara nasional saat ini mengalami titik terendah dalam kurun tiga tahun terakhir yaitu Rp8.100 perkilogram gula.

Moch Khoiri, sekretaris PTPN XI mengatakan, stok gula milik pabrik gula dan petani tebu rakyat jawa timur saat ini juga masih menumpuk dengan stok terakhir pada agustus lalu mencapai 410 ribu ton gula.

“Bahkan stok pernah mencapai 600 ribu ton perbulan, padahal kebutuhan pasar Jawa Timur perbulannya hanya 50-60 ribu ton,” kata Khoiri. Artinya antara permintaan dan stok memang tak berimbang.

Untuk mensiasatinya, PTPN XI sebenarnya mencoba menjual gula asal Jawa Timur ke pasar Indonesia Timur, sayang di Indonesia bagian timur, gula impor juga memenuhi pasar sehingga hargapun langsung jatuh.

Bahkan, harga pasaran gula saat ini berada di bawah patokan harga sesuai SK Menteri Perdagangan nomor 45/M-DAG/Per/8/2014 dimana harga patokan gula terendah harusnya Rp8500 tapi saat ini harga gula hanya Rp8100 perkilogram.

Padahal, pada 2012 silam, harga gula sempat mencapai Rp10 ribu perkilogram. Untuk tahun 2014 ini, harga gula tertinggi hanyalah Rp8.617 yaitu pada bulan April lalu.

Rendahnya harga gula menjadikan gula saat ini menumpuk di gudang-gudang milik PTPN. Akibatnya cash flow dan likuiditas keuangan perusahaan juga memburuk.

Bagi petani, gula yang menumpuk akan menjadikan kualitas juga semakin berkurang sehingga sering kalah dibandingkan dengan gula impor.

Sementara itu, terkait pemberian dana talangan bagi petani sebesar Rp8500, sebenarnya saat ini PTPN XI sudah tidak lagi memiliki kewajiban karena sejak tahun 2011, PTPN XI sudah tidak lagi menjadi importir terdaftar gula.

“Dana talangan itukan untuk stimulus bagi petani untuk menyangga harga gula, tapi kita sekarang sudah tidak lagi Importir Terdaftar sehingga tidak wajib berikan dana talangan,” kata Khoiri.

Khoiri juga mengatakan, rendemen tebu rakyat di Jawa Timur saat ini juga hanya 7 persen. Penetapan rendemen ini juga dilakukan dengan transparan, tidak ada yang ditutup-tutupi seperti yang dituduhkan petani.

Sekadar diketahui, sebelumnya ribuan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia memang berunjuk rasa terkait rendahnya harga gula di pasaran.

Petani menduga rendahnya harga gula akibat dari permainan rendemen tebu serta buruknya kinerja pabrik-pabrik gula yang ada di Jawa Timur. (fik/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
33o
Kurs