Kamis, 9 Mei 2024

Dampak Mengerikan Depresiasi Rupiah

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Rahmat Setiawan pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya saat ditemui suarasurabaya.net Foto: Dodi suarasurabaya.net.

Depresiasi atau melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai angka Rp14.000 lebih di Indonesia saat ini memiliki dampak yang sangat mengerikan. Sebab, melemahnya nilai tukar rupiah ternyata memiliki efek berantai.

“Dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah ini kemana-mana. Ketika nilai tukar rupiah terdepresiasi, maka ini tentunya memperburuk keadaan ekonomi secara keseluruhan. Ini sebenarnya warning bagi pemerintah untuk benar-benar memikirkan dampak-dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah,” kata Rahmat Setiawan pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya kepada suarasurabaya.net, Selasa (25/8/2015).

Pertama, Rahmat mengatakan, efek melemahnya nilai tukar rupiah menjadi mimpi buruk bagi industri dalam negeri Indonesia. Industri-industri yang terkena dampak buruk dari depresiasi rupiah ini utamanya yang selama ini mengandalkan bahan baku impor.

“Saya kira industri otomotif, industri plastik dan kemasan, industri elektronik, industri tekstil, dan industri kimia akan mengalami semacam kondisi kesulitan keuangan. Mereka harus menambah biaya untuk membeli bahan baku impor karena melemahnya nilai tukar rupiah. Mobil dan sepeda motor pasti naik harganya kalau pelemahan rupiah terus terjadi. Barang-barang elektronik seperti smartphone juga akan ikut naik harganya. Perusahaan harus menaikkan harga untuk mencukupi kebutuhan produksi,” ujar dia.

Kedua, kenaikan harga-harga barang di dalam negeri bisa memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi karyawan. Karena perusahaan-perusahaan akan melakukan pembelian bahan baku impor dengan biaya yang lebih tinggi.

“Perusahaan dengan keadaan seperti ini akan mengalami kerugian kalau tidak segera melakukan antisipasi. Cara yang paling mudah untuk mencegah itu ya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK),” ujarnya.

Rahmat melanjutkan, ketika PHK dilakukan oleh perusahaan, maka otomatis daya beli di masyarakat akan menurun.

“Lalu siapa yang mau beli produk-produknya perusahaan? Tentu permintaan barang dalam negeri akan semakin turun. Kalau permintaan barang dalam negeri turun, maka penjualan perusahaan juga turun,” kata dia.

Ketiga, menurut Rahmat, dampak pelemahan nilai tukar rupiah bisa membuat ketidakpercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan.

“Nanti perusahaan-perusahaan punya utang di bank tidak bisa membayar utangnya. Ketika perusahaan tersebut tidak bisa membayar utangnya maka yang terjadi adalah kredit macet. Ketika bank mengalami kredit macet, maka masyarakat mengalami ketidakpercayaan terhadap dunia perbankan,” kata dia. (dop/ipg)

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 9 Mei 2024
32o
Kurs