Sabtu, 18 Mei 2024

Harga Minyak Dunia Turun

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi

Harga minyak mentah dunia turun Jumat (3/4/2015) setelah enam kekuatan dunia dan Iran bersepakat tentang kerangka kerja membatasi program nuklir Iran.

Dengan kesepakatan tentatif, jika benar, akan memungkinkan ekspor minyak mentah Iran kembali ke pasar, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei sehingga kontrak acuan global, merosot 2,15 dolar AS menetap di 54,95 dolar AS per barel di perdagangan London.

Seperti dilansir Antara, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun 95 sen menjadi ditutup pada 49,14 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Para pedagang telah mengikuti perundingan maraton secara cermat. Segera sebelum pasar New York ditutup, kekuatan dunia dan Iran mengatakan Teheran telah sepakat membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi AS dan Uni Eropa terkait nuklir yang telah merugikan ekonomi mereka.

Pencabutan sanksi bisa membuka aliran minyak mentah Iran ke pasar global yang sedang kelebihan pasokan. Kelebihan pasokan itu telah mendorong harga minyak mentah jatuh lebih dari 50 persen sejak Juni tahun lalu.

Garis besar kesepakatan menandai terobosan besar dalam kebuntuan selama 12 tahun antara Iran dan Barat, yang telah lama mengkhawatirkan Teheran akan membangun bom nuklir. Iran menegaskan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

Pada awal konferensi pers di Lausanne, Swiss, harga WTI, yang telah diperdagangkan lebih rendah ketika pasar dibuka, jatuh ke 48,11 dolar AS per barel sebelum pengupas kerugiannya.

Negara-negara mengumumkan penyusunan perjanjian penuh akan segera dimulai, dengan batas waktu 30 Juni untuk menyelesaikannya.

Sanksi-sanksi akan dicabut setelah badan atom PBB memverifikasi Iran telah memenuhi ketentuan kesepakatan.

Kelompok yang disebut P5 + 1 Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Prancis dan Rusia ditambah Jerman berharap bahwa kesepakatan itu akan membuat hampir tidak mungkin Iran membuat senjata nuklir dengan kedok program sipil.

Analis-analis Commerzbank, mengutip sumber-sumber pengiriman, mengatakan awal pekan ini bahwa Iran memiliki setidaknya 30 juta barel minyak mentah di penyimpanan di atas kapal-kapal tanker yang bisa cepat bergerak ke pasar jika sanksi dicabut.

Iran memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia. Ekspor minyak mentah anggota OPEC ini telah jatuh dari lebih dari 2,2 juta barel per hari pada 2011 menjadi sekitar 1,3 juta barel per hari karena sanksi AS-Uni Eropa.

Pedagang juga terus mengawasi hitungan terbaru rig pengeboran minyak mentah AS dari Baker Hughes, mencari petunjuk bahwa produksi minyak mentah AS yang kuat bisa berkurang. Jumlah rig turun 11 rig dari minggu lalu, dan jumlah rig yang beroperasi telah jatuh lebih dari 50 persen sejak Oktober. (ant/dwi)

Berita Terkait

Harga Minyak Dunia Turun

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Harga minyak dunia turun pada Selasa (31/3/2015) karena para pedagang mempertimbangkan pembicaraan antara Iran dan kekuatan-kekuatan global yang dapat mengurangi sanksi internasional terhadap salah satu produsen minyak terkemuka dunia itu.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, merosot 19 sen menjadi ditutup pada 48,68 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, turun 12 sen menjadi menetap di 56,29 dolar AS per barel di London.

Pertemuan para menteri luar negeri Iran dan kekuatan-kekuatan utama dunia di kota Lausanne, Swiss, berpacu mencapai tenggat waktu Selasa tengah malam untuk memakukan kerangka kerja kesepakatan yang mereka harapkan akan menempatkan bom atom di luar jangkauan Teheran.

Pasar minyak mentah mengurangi kerugian mereka menjelang akhir sesi perdagangan, ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kepada CNN, pembicaraan akan diperpanjang hingga tengah malam untuk mencoba menyelesaikan beberapa masalah “sulit” yang menghalangi kesepakatan.

Prospek kesepakatan Iran lebih lanjut membebani pasar minyak, yang sudah menghadapi tekanan karena dolar menguat dan persediaan minyak bumi membanjir.

“Meskipun kesepakatan pada saat ini tidak akan terduga, kita akan tetap menganggapnya sebagai perkembangan bearish baru, membawa kembali ekspor dan produksi Iran ke pasar jauh lebih dekat,” kata Tim Evans, analis di Citi Futures seperti dilansir Antara.

Gene McGillian, pialang dan analis di Tradition Energy, memperkirakan minyak “akan terus berada di bawah tekanan” karena pasokan minyak mentah berlebih. (ant/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
31o
Kurs