Sabtu, 18 Mei 2024

Pemerintah Utamakan Manfaat Bagi Rakyat Dalam Membangun Kerja Sama Luar Negeri

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Xi Jinping Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di East Hall, Great Hall of the People. Foto: Setpres

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Xi Jinping Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di East Hall, Great Hall of the People, Beijing, Tiongkok pada Minggu (14/5/2017) sore.

“Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam Belt and Road Forum for International Cooperation,” ujar Presiden Jokowi seperti dalam release yang diterima suarasurabaya.net.

Kepada Presiden Xi selaku selaku tuan rumah penyelenggaraan Belt and Road Forum for International Cooperation, Presiden Jokowi meyakini jika inisiatif Belt and Road akan lebih memperkokoh hubungan ekonomi antar kedua negara, terutama karena Indonesia memiliki fokus pada pembangunan infrastruktur, konektivitas dan poros maritim.

“Dan pada kesempatan yang baik ini saya ingin memanfaatkan Konferensi Tingkat Tinggi Belt and Road Forum untuk menciptakan momentum segar terutama untuk kerja sama RRT-Indonesia dalam rangka one belt one road,” ucap Presiden.

Retno Marsudi Menteri Luar Negeri usai pertemuan mengatakan kepada jurnalis bahwa inisiatif belt and road ini berawal dari konsep “maritime silkroad” yang disampaikan Presiden Xi pada tahun 2013 di Indonesia.

“Presiden Jokowi mengatakkan bahwa beberapa proyek kemungkinan dapat dikerjasamakan dalam konteks inisiatif belt and road ini. Namun Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia terbuka bekerjasama dengan pihak manapun dengan prinsip-prinsip yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi rakyat, serta mengutamakan kerjasama yang sifatnya Public Private Partnership,” ucap Retno.

Kerjasama di bidang kelapa sawit juga dibicarakan dalam pertemuan tersebut. “Indonesia mendukung program mandatory biodiesel+5 yang dikembangkan di Tiongkok. Dengan program ini tentunya keperluan akan CPO akan meningkat dan Indonesia siap untuk memasok kebutuhan CPO ke Tiongkok lebih banyak,” ucap Retno.

Usulan Indonesia ini ditanggapi secara positif oleh Presiden Xi.

Presiden Jokowi juga mengundang Presiden Xi untuk berinvestasi pada industri turunan dari CPO.

Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi dan Presiden Xi menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama yaitu implementasi kemitraan komprehensif strategis Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021. Penandatanganan itu dilakukan oleh Retno Marsudi Menteri Luar Negeri dengan Wang Y Menlu RRTi.

Selain itu, penandatanganan dokumen kerja sama kedua yaitu Kerja Sama Ekonomi dan Teknik Tiongkok-Indonesia yang ditandatangani oleh Bambang Brodjonegoro Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dengan Zhong Shan Menteri Perdagangan Tiongkok.

Kemudian kerja sama ketiga yaitu fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditandatangani oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Hu Huaibang Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok dengan nilai komitmen kerja sama sebesar USD4,498 miliar. (ant/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
33o
Kurs