Jumat, 19 April 2024

BPS Jatim Catat Inflasi Desember 2017 Sebesar 0,71 Persen

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Teguh Pramono Kepala BPS Provinsi Jatim. Foto: Anggi suarasurabaya.net

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat terjadi inflasi 0,71 persen pada Desember 2017. Sementara untuk laju inflasi tahun kalender dan Year on Year Jawa Timur di bulan Desember 2017 mencapai 4,04 persen, dimana angka tersebut jauh lebih tinggi dari inflasi tahun kalender dan Year on Year Desember 2016 yang hanya sebesar 2,74 persen.

Teguh Pramono Kepala BPS Provinsi Jatim mengatakan selama Desember 2017, inflasi terjadi di seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ada di Jawa Timur. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya yang mencapai 0,85 persen, Probolinggo 0,69 persen, Jember 0,66 persen, Banyuwangi 0,60 persen, Malang 0,49 persen, Madiun 0,47 persen, Kediri dan Sumenep 0,43 persen.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, seperti kelompok bahan makanan sebesar 2,69 persen. Lalu ada tansportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,67 persen, kesehatan 0,27 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,20 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,14 persen. Sedangkan kelompok terendah ialah kelompok Perumahan, diantaranya air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,02 persen,” kata Teguh, di Kantor BPS Provinsi Jatim, Selasa (2/1/2018).

Menurut Teguh, ada tiga komoditas utama yang memiliki andil yang cukup signifikan untuk mendorong terjadinya inflasi di bulan Desember 2017, seperti beras, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

“Karena menjelang akhir tahun dan perayaan hari besar agama, harga beberapa bahan pokok mulai merangkak naik, harga beras yang masih terus naik menjadi faktor utama terjadinya inflasi. Faktor permintaan beras yang tinggi ditambah jumlah pasokan yang sedikit berkurang menjadi salah satu sebab naiknya harga beras,” kata dia.

Selain beras, kata Teguh, komoditas lain yang mengalami kenaikan cukup tinggi adalah telur ayam ras dan daging ayam. Menurutnya, komoditas tersebut menjadi trend musiman setiap tahun, yang memiliki kecenderungan untuk mengalami kenaikan harga di setiap akhir tahun.

Sementara untuk komoditas yang menghambat terjadinya inflasi adalah emas perhiasan, udang basah, dan melon.

“Pada Desember 2017, harga beberapa buah-buahan masih mengalami penurunan sehingga mampu menjadi penghambat inflasi. Selain tiga komoditas utama pendorong inflasi itu tadi, komoditas lain yang mendorong inflasi ialah tarif kereta api, tarif angkutan udara, mujair, tomat sayur, wortel, cabai merah, dan cabai rawit. Kalau yang penghambat inflasi seperti apel, batu bata, bawang merah, besi beton, pepaya, anggur, dan bawang putih,” jelas dia. (ang)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
26o
Kurs