Senin, 17 Juni 2024

Indonesia Pasarkan Rajungan Pertama ke Arab Saudi

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Produk komoditas perikanan olahan rajungan (Portunus Pelagicus) Indonesia kemasan kaleng sedang diperkenalkan dalam pameran Saudi Agrofood 2018 pada Senin (8/1/2018) di Riyadh, Arab Saudi. Foto: Antara

Upaya memasarkan produk komoditas rajungan pertama ke Arab Saudi dilakukan Indonesia melalui keikutsertaan pada ajang Saudi Agrofood 2018 di Riyadh.

“Kami adalah salah satu dari tujuh peserta asal Indonesia dari berbagai sektor yang ikut. Kami memanfaatkan momentum itu untuk Rajungan goes to Arab,” kata Arie Prabawa Direktur PT Blue Star Anugrah (BSA), dilansir Antara, Senin (8/10/2018) pagi.

BSA merupakan perusahaan industri perikanan rajungan (Portunus Pelagicus) yang berpusat di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Pameran Saudi Agrofood yang diselenggarakan bersamaan dengan Saudi Agriculture 2018 di Pusat Pameran Internasional Riyadh atau Riyadh International Convention and Exhibition Center (RICEC) tersebut berlangsung pada 7-10 Oktober dan diikuti peserta dari mancanegara.

Arie Prabawa menjelaskan bahwa produk rajungan merupakan pionir yang ditawarkan untuk masuk ke pasar Arab Saudi melalui pameran itu.

“Produk yang kami tawarkan memiliki ciri khas berbeda dari market tradisional rajungan ke Amerika Serikat (AS),” katanya.

Dengan ciri khas berbeda itu, katanya, produk rajungan yang ditawarkan diharapkan bisa menembus pasar retail dan food service di sektor hotel, restoran, dan katering di negeri “Petro Dolar” itu.

Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada Kemenlu melalui KBRI di Riyadh karena memberikan fasilitasi untuk mengikuti Saudi Agrofood, sebuah pameran internasional untuk produk makanan dan minuman, teknologi pemrosesan dan pengemasan, serta peralatan katering dan acara makanan tertua di Arab Saudi itu melalui Paviliun Indonesia.

“Kami berharap melalui ajang ini, produk komoditas rajungan dari Indonesia semakin dikenal dan diminati, tidak hanya untuk pasar Arab Saudi, namun juga di kawasan Timur Tengah lainnya,” demikian Arie Prabawa.

Berdasarkan data dari Kemenlu, pada Saudi Agrofood ke-23 tahun 2016, pengusaha Indonesia telah mencatatkan transaksi trial order sebesar 1.130.605 dolar AS.

Jumlah tersebut terdiri atas transaksi eceran/ritel sebesar 36.726 dolar AS dan estimasi nilai kontrak dagang sebesar 1.093.879 dolar AS. (ant/nin/dwi)

Berita Terkait

..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
25o
Kurs