Senin, 20 Mei 2024

Temui Soekarwo, KPPU RI Bahas Upaya Pengamanan Stok Beras

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Muhammad Nawir Messi Komisioner KPPU (kiri) menemui Soekarwo Gubernur Jatim, di Gedung Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Jumat (23/2/2018). Foto: Anggi suarasurabaya.net

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI menemui Soekarwo Gubernur Jawa Timur, di Gedung Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Jumat (23/2/2018). Hal itu dilakukan untuk membahas permasalahan dalam bidang pertanian, khususnya upaya untuk meningkatkan produktivitas beras serta memperbaiki data-data kenaikannya.

Muhammad Nawir Messi Komisioner KPPU mengatakan melalui kegiatan atau program yang selama ini dijalankan oleh Pemprov Jatim, pihaknya akan mengangkat beberapa hal ke tingkat nasional.

“Kita hari ini konsultasi dengan Gubernur, terkait kegiatan Pemprov, barangkali ada yang bisa kita angkat ke level nasional. Dalam rangka memberikan masukan atau sebagai upaya dari kita untuk meningkatkan produktivitas pertanian, salah satunya mengamankan stok beras di Indonesia,” kata Nawir.

Nawir mengatakan ada bahwa banyak hal dari program Pemprov Jatim yang bisa dikembangkan hingga ke jenjang nasional, seperti upaya Pakde Karwo yang menyediakan dryer atau mesin pengering padi untuk membantu kelompok petani menjaga dan menyimpan stok beras yang menumpuk.

“Selama ini begitu panen, petani langsung menjualnya karena mereka khawatir tidak bisa mengeringkan gabah mereka. Tentu itu sangat merugikan petani, ketika dijual dalam kondisi basah, harga gabah bisa menjadi murah,” kata dia.

Untuk itu, lanjut Nawir, dengan sistem pengeringan seperti yang telah dilakukan Pemprov Jatim, akan mengubah pola penyimpanan beras. Petani dapat menyimpan gabahnya, serta menjualnya pada saat yang tepat dengan harga jual yang lebih baik.

“Jadi dengan sistem itu, tidak akan terjadinya stok beras yang menipis,” tambah dia.

Terkait isu impor beras, kata Nawir, perlu adanya perbaikan pada sistem pendataan, agar kegiatan impor atau angka produksi terdata secara riil dan akurat. Dengan adanya data yang akurat, tidak akan menyebabkan perdebatan yang panjang tentang angka produksi atau jumlah impor.

“Seperti di Jakarta, kemarin terjadi perdebatan yang cukup panjang. Ya karena datanya tidak akurat, stok berasnya berapa dan kebutuhan impor berapa. Kita berharap, ke depan sudah tidak ada lagi perdebatan seperti itu, ” kata Nawir.

Menurut Nawir, apa yanh telah dilakukan Pemprov Jatim sangat positif dan relevan. Sehingga, apabila proyek tersebut dapat dilakukan, akan membawa dampak besar yang bisa dirasakan masyarakat.

“Program Pemprov ini sudah positif sekali. Saya sangat tertarik. Semoga bisa menjadi contoh untuk membangun kebijakan di daerah lain dan menstabilkan stok beras. Seehingga kegiatan impor bisa ditekan,” pungkasnya. (ang/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Senin, 20 Mei 2024
30o
Kurs