Rabu, 8 Mei 2024

Menteri Susi: Belajar dari Ayam, Perikanan Indonesia Harus Independen

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Susi Pudjiastuti Menteri Perikanan dan Kelautan dalam acara Halalbihalal LMI di Grand City Surabaya, Minggu (30/6/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Susi Pudjiastuti Menteri Perikanan dan Kelautan mengatakan, pemerintah Indonesia bervisi, laut bisa menjadi masa depan bangsa Indonesia, dan Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia.

“Laut jadi masa depan bangsa berarti adik kita, anak dan cucunya kelak akan menggantungkan atau bisa hidup dari hasil laut. Pemerintah, pertama-tama, terus memerangi ilegal fishing. Saya tenggelamkan kapal asing yang curi ikan sesuai perintah Pak Presiden,” kata Susi dalam acara Halalbihalal LMI di Grand City Surabaya, Minggu (30/6/2019).

Selain itu, upaya pemerintah lainnya untuk mewujudkan visi kelautan itu adalah dengan mengatur alat tangkap dan cara panen ikan yang tidak ramah lingkungan. Langkah selanjutnya, pemerintah membuat gerakan budidaya ikan di mana-mana agar muncul kesejahteraan masyarakat dari komoditas ini karena jumlah ikan semakin banyak.

“Budidaya ikan ini harus mandiri. Kita harus belajar dari persoalan yang ada di ayam. Di perikanan, kita tidak mau itu terjadi. Perikanan harus independen. Budidaya ikan tidak boleh tergantung dari luar, baik bibit maupun pakan,” katanya di hadapan kurang lebih 150 orang anak-anak yatim dan duafa.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini sedang hangat dibicarakan, fenomena anjloknya harga ayam di tingkat peternak mencapai sekitar Rp8.000 per kilogram. Salah satunya seperti yang terjadi di Blitar, Jawa Timur. Sementara di tingkat, konsumen harganya mencapai Rp32.000-Rp40.000 per kilogram.

Amran Sulaiman Menteri Pertanian dalam kesempatan di Surabaya Jumat (28/6/2019) kemarin menduga, ada peran broker di balik anjloknya harga ayam di sejumlah daerah di Indonesia sehingga disparitas harga ayam di kalangan peternak dengan di pasaran mencapai 400 persen.

Faktanya, menurut data Kementerian Pertanian, sampai saat ini sudah ada kurang lebih 400 mafia pangan yang ditetapkan sebagai tersangka dan sebanyak 782 perusahaan bidang pangan di Indonesia sedang menjalani proses hukum.

Inilah yang Susi inginkan tidak terjadi dalam industri perikanan di Indonesia. Sebab itulah pemerintah, kata Susi, juga membangun dan membentuk komunitas masyarakat yang bisa menyiapkan budidaya sumber kelautan secara independen dari hulu ke hilir.

Kepada Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur yang hadir dalam Halalbihalal LMI di Grand City, juga kepada kepala daerah lain di Indonesia, Susi meminta agar mereka juga mulai berinvestasi demi memajukan industri perikanan Indonesia.

“Industri perikanan akan lebih baik bila pasarnya menyerap. Pemerintah daerah bisa membantu dengan berinvestasi, membeli ikan-ikan ini untuk diberikan kepada anak-anak di sekolah, dengan demikian pasar akan terserap,” katanya.

Investasi di bidang perikanan ini, selain mampu meningkatkan industri perikanan juga sebagai sebagai bentuk investasi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam menghadapi fenomen bonus demografi di masa mendatang.

Kandungan Omega alami di tubuh ikan, kata Susi, sangat penting bagi pertumbuhan otak anak-anak Indonesia agar menjadi cerdas dan pintar. Pemerintah ke depan memang sedang memfokuskan peningkatan SDM di era 4.0 yang sudah dicanangkan oleh Presiden.

“Sumber daya alam, teknologi, pasar, tanpa dikelola oleh SDM yang mumpuni forget it, impossible! SDM ini penting. Ya, kita invest. Kalau (kita sudah) investasi infrastruktur, bikin gedung, sekarang kita investasi SDM (melalui ikan),” katanya.(den/iss)

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
30o
Kurs