Rabu, 8 Mei 2024

Berciri Khas Aroma Nangka, Kadin Lumajang Dorong UMKM Kopi Naik Kelas

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ketua kadin kabupaten Lumajang, Agus Setiawan. Saat mengikuti INAPRO EXPO 2021 di Surabaya,

Agus Setiawan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah pengolahan kopi untuk terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, salah satunya dengan mengikutsertakan mereka dalam program kurasi produk di Rumah Kurasi Kadin Jawa Timur (Jatim).

“Kami mendorong UMKM pengolahan biji kopi untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka agar mampu merambah pasar global dan memenangkannya, salah satunya dengan mengkurasi produk mereka,” ujar Agus Setiawan ditemui di Surabaya, Selasa (30/11/2021).

Menurutnya kopi Lumajang memiliki ciri khas sendiri karena ditanam di atas ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut. Ciri khas yang dimaksud dari kopi Lumajang adalah memiki aroma nangka yang keluar saat diseduh dengan air panas.

Ada tiga jenis kopi asal Lumajang yang tengah melalui proses kurasi di Rumah Kurasi Kadin Jatim, ketiga jenis kopi tersebut adalah kopi Gucialit jenis robusta yang diproduksi oleh UMKM Omar Kopi Gucialit asal kecamatan Gucialit, Wine Coffe leMBAH seMERU atau kopi fermentasi jenis Arabika.

Serta Kopi Hijau leMBAH seMERU jenis Robusta produksi UMKM Bromo Tengger Semeru asal Pasrujambe. “Semua masih dalam proses kurasi karena banyak yang harus dievaluasi,” imbuhnya.

Kata Agus, ada beberapa hal yang dievaluasi ketika produk diikutkan dalam program kurasi, di antaranya adalah legalitas usaha atau perijinan, kapasitas produksi, packaging atau pengemasan, kandungan produk dan ketahanan produk.

“Masih ada beberapa perbaikan untuk bisa lolos kurasi dan masuk pada Export Center Surabaya. Kami ingin produk kopi Lumajang bisa diekspor dan memiliki pasar tersendiri, karena kekhasannya,” tutur Agus.

Tidak hanya itu, dia juga menarget kopi Lumajang menjadi seperti kopi Gayo atau Lintong yang memiliki pasar sendiri karena sudah dikenal luas, baik di pasar domestik maupun luar negeri.

Optimisme itu ada karena Lumajang adalah salah satu daerah penghasil kopi di Jatim. Tanaman kopi di Kabupaten Lumajang memiliki luas sekitar 4.662 ha dengan jumlah produksi 2.736 ton per tahun.

Kabupaten Lumajang memiliki 8 kecamatan yang ditanami perkebunan kopi meliputi kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Pasirian, Randuagung, Ranuyoso, Senduro, Pasrujambe, dan Gucialit.

Tiga jenis kopi asal Lumajang yang tengah melalui proses kurasi di Rumah Kurasi Kadin Jatim, ketiga jenis kopi tersebut adalah kopi Gucialit jenis robusta yang diproduksi oleh UMKM Omar Kopi Gucialit asal kecamatan Gucialit, Wine Coffe leMBAH seMERU atau kopi fermentasi jenis Arabika dan Kopi Hijau leMBAH seMERU jenis Robusta produksi UMKM Bromo Tengger Semeru asal Pasrujambe.

“Dari total lahan tersebut, 50 hektar adalah lahan yang dikelola sekitar 30 petani hingga 50 petani, sisanya lahan milik PTPN XII. Nah, dari lahan petani ini kemudian diambil oleh UMKM untuk diolah dan dijual, ada yang dalam bentuk bubuk ada juga yang dalam bentuk biji yang telah melalui proses roasting,” ujar Agus

Sebelumnya, produksi kopi petani selalu dijual dalam bentuk biji mentah atau bean. Sehingga tidak ada nilai tambah bagi petani ataupun UMKM yang didirikan oleh masyarakat yang ada di sekitar Lumajang. Tetapi setelah pemerintah Lumajang berupaya mengenalkan kopi Lumajang kepada masyarakat luas, maka mulai bermunculan UMKM pengoalahan kopi.

“Untuk itu, Kadin berupaya memelakukan pendampingan, mendatangi mereka, memberikan pengaraham dan mencarikan solusi atas problematika yang dihadapi. Kami berupaya menfasilitasi mereka untuk bisa maju, diantaranya ya dengan mengikutkan produk kopi untuk dikurasi. Dengan mengikutkan produk mereka untik dikurasi, akan terjadi perbaikan sistem, akan terjadi perbaikan kualitas produk dan akan terjadi perbaikan pasar karena UMKM akan lebih lincah dan percaya diri,” tandasnya.

Kadin Lumajang juga berupaya membukakan akses pasar bagi mereka dengan mengikutsertakan mereka di berbagai pameran yang diikuti, salah satunya pameran INAPRO EXPO 2021 yang digelar oleh Kadin Jatim kemarin.

Terlebih disaat pembukaan INAPRO EXPO 2021 tersebut juga dilakukan pemberangkatan ekspor kopi Arabika Luwak Ijen yang sudah diroasting ke Fuzhou China. Hal ini bisa menjadi semacam spirit dan menumbuhkan semangat untuk bisa ekspor.

Selain itu Kadin Lumajang juga mengajak UMKM tersebut mengikuti Business matching atau pertemuan Business to Business (b to b) dengan pengusaha luar daerah seperti Banyuwangi, Bali, dan beberap daerah lain di wilayah Jawa dan luar Jawa.

“Harapan kami kopi Lumajang ini akan menjadi salah satu kopi yang memiliki pasar yang besar baik pasar domestik maupun pasar ekspor dengan ciri khas yang berbeda. Karena kalau perperorangan sudah ada yang pernah melakukan pengiriman ke Malaysia Singapura dan Brunai. Darussalam,” akunya.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa Rumah Kurasi yang bertugas untuk menstandarkan produk UMKM di Jatim adalah sebagai wujud komitmen Kadin Jatim bersama Bank Indonesia Kanwil Jatim dan Pemprov Jatim dalam membentuk UMKM siap ekspor.

“Agar Rumah Kurasi bisa bekerja maksimal membantu UMKM, Kadin Jatim bersama BNSP telah membimbing dan melatih serta mensertifikasi sekitar 5 kurator di setiap kabupaten kota di seluruh Jatim. Dan kami menargetkan ada sekitar 1.000 produk yang bisa dikurasi,” pungkasnya. (wld/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
29o
Kurs