Jumat, 29 Maret 2024

OPOP Targetkan 1.000 Pesantrenpreneur di Jawa Timur Sampai 2024

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Moh. Ghofirin sekretaris OPOP Training Center (kopiah hitam) saat penandatanganan MoU dengan BI Jatim. Foto: Humas Unusa

Muhammad Ghofirin Sekretaris One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur mengatakan, pemerintah provinsi menargetkan terciptanya 1.000 produk unggulan dari pondok pesantren di Jatim pada 2019-2024.

Meskipun saat ini baru terdaftar sekitar 550 pesantrenpreneur dari total enam ribu pondok pesantren di Jatim, pihaknya optimistis target ini bisa tercapai tiga tahun mendatang.

“1.000 bukan hal yang mustahil karena kita ingin yang 1.000 ini sungguh-sungguh mengembangkan bisnis secara profesional didukung OPOP dan stake holder di dalamnya saya yakin 1.000 ini akan jadi pesantrenpreneur yang unggul dan berkualitas,” kata Ghofirin kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (22/10/2021).

Ghofirin menjelaskan, 1.000 pesantrenpeneur ini nantinya akan menjadi pilot project agar bisa menjadi contoh pesantren di kawasan lain yang belum menerapkan kewirausahaan.

Dia pun juga optimis angka itu dapat tercapai karena Jatim menyumbang seperempat jumlah santri secara nasional.

“Seperempat populasi santri nasional ada di Jatim. Berdasarkan data statistik di Indonesia santri ada 4 juta, satu jutanya di Jatim,” imbuhnya.

Program OPOP ini juga diharapkan dapat membentuk kemandirian pesantren yang dijalankan oleh santri dan alumni pondok pesantren.

Ghofirin bilang, ada lima aspek pendampingan yang diberikan OPOP kepada pesantren.

“Yaitu aspek kelembagaan, pelatihan dan pendampingan SDM, peningkatan kualitas produk, pembiayaan serta mengenalkan dan mempromosikan produk pesantren agar bisa diterima masyarakat luas,” terangnya.

Pihaknya berharap agar produk unggulan pesantren tidak hanya berhenti di pameran semata. Namun harus terus berjalan agar dapat mengusung kemandirian pesantren.

“Kita ingin usaha yang dijalankannya visible dan profitable yang profitnya mampu mendukung operasional pesantren. Ini yang disebut kemandirian pesantren,” tuturnya.

Beberapa pesantren yang sudah mendapat pendampingan dari OPOP di antaranya yaitu Pesantren Mansyaul Ulum Malang yang memproduksi camilan kacang bawang, Pesantren Nurul Cholil Bangkalan yang menjalankan usaha konveksi busana muslim, Pesantren Mambaul Hikmah Ngawi yang mengambil peluang usaha lewat serabut kelapa dan Pesantren Babussalam Pagelaran Kabupaten Malang yang memproduksi AMDK dari air sumur yang ada di kawasan ponpes itu.(dfn/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs