Rabu, 24 April 2024

TPID: Inflasi di Jatim Cermin Pasokan Melimpah tapi Minim Permintaan Pasar

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Difi Ahmad Johansyah (kanan) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim saat berbincang dengan Khofifah Gubernur Jatim dan Dadang Hardiawan Kepala BPS Jatim (kiri), Selasa (27/4/2021). Foto: Denza suarasurabaya.net

Inflasi yang masih terjadi pada sejumlah komoditas barang atau bahan kebutuhan pokok di Jawa Timur merupakan cerminan dari melimpahnya pasokan tapi permintaannya masih di bawah normal.

Difi Ahmad Johansyah Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur yang menurut Khofifah Gubernur Jatim sebagai “komandan” Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim yang menyatakan itu.

“Inflasi di Jatim ini lebih mencerminkan pasokan melimpah tapi demand di bawah normal. Itu tandanya pertumbuhan ekonomi kita cenderung naik tapi masih belum normal (akibat Pandemi Covid-19),” ujarnya.

Difi menyatakan itu kepada sejumlah wartawan setelah menuntaskan High Level Meeting dan Rapat Koordinasi Wilayah TPID Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Selasa (27/4/2021) malam.

Sejumlah komoditas di Jawa Timur seperti daging ayam atau telur ayam yang harganya merangkak naik, menurutnya tidak menjadi komoditas dengan tingkat kewaspadaan akan peningkatan yang cukup tinggi.

“Tidak ada komoditas yang perlu diwaspadai dengan tingkat sangat tinggi di Jatim. Daging ayam sedikit. Telur ada sedikit. Beras malah sangat stabil, karena kita (Jatim) sedang panen raya,” katanya.

Soal minimnya permintaan, bahkan momentum Lebaran Idul Fitri 2021, yang biasanya permintaan masyarakat meningkat, menurut Difi tidak terlalu berpengaruh pada peningkatan demand.

Difi memperkirakan, perekonomian di Jawa Timur belum akan benar-benar pulih pada triwulan kedua 2021 ini. “Perkiraan kami, ekonomi Jatim baru bisa full recovery pada triwulan ketiga nanti,” ujarnya.

Kembali ke tugas TPID Jatim untuk mengendalikan inflasi. Agaknya belum ada cara untuk meningkatkan kembali daya beli masyarakat Jatim pascapandemi Covid-19.

Karena itu TPID Jatim justru memperluas perannya mengendalikan inflasi nasional dengan menggalakkan kerja sama antardaerah. Kali ini dengan Maluku Utara dan Kota Tarakan.

Selasa sore kemarin, TPID Jatim melepas kontainer berisi 15,5 ton Ayam Karkas ke Provinsi Maluku Utara sebagai wujud terjalinnya kerja sama perdagangan dengan Maluku Utara.

“Setahun terakhir ini, Tema TPID memang mendorong kerja sama antardaerah. Sekarang dengan maluku Utara dengan Tarakan. Jadi, untuk mengendalikan Inflasi nasional, harus dilakukan dengan sinergi antardaerah,” kata Difi.

Lebih lanjut dia jelaskan, Jatim adalah daerah produsen. Termasuk komoditas daging ayam. Kerja sama antardaerah ini, kata Difi, adalah upaya Jatim membantu provinsi lain mengendalikan inflasi.(den/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
26o
Kurs