Jumat, 26 April 2024

BPS: Seluruh Lapangan Usaha Tumbuh Kecuali Kesehatan di Triwulan III

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Logo BPS. (dokumentasi BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan seluruh lapangan usaha yang menjadi komponen pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2022 berhasil tumbuh positif, kecuali jasa kesehatan yang mengalami kontraksi.

Seluruh leading sector, yaitu industri, pertambangan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi melanjutkan tren pemulihan dengan mampu tumbuh masing-masing sebesar 4,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), 3,22 persen (yoy), 1,65 persen (yoy), 5,35 persen (yoy), dan 0,63 persen (yoy).

Leading sector ini jika digabungkan memberikan distribusi sebesar 66,45 persen terhadap perekonomian kita,” tutur Margo Yuwono Kepala BPS secara daring di Jakarta, Senin (7/11/2022) dikutip Antara.

Ia memerinci, leading sector yang dimaksud meliputi sektor industri dengan distribusi 17,88 persen, pertambangan 13,47 persen, pertanian 12,91 persen, perdagangan 12,74 persen, serta konstruksi 9,45 persen.

Meski demikian, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada triwulan III-2022 adalah transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat, serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.

Sektor transportasi dan pergudangan mampu melesat 25,81 persen (yoy) dengan distribusi 5,01 persen, sedangkan akomodasi makan dan minum melonjak 17,83 persen (yoy) dengan distribusi 2,32 persen.

Margo memaparkan bahwa sektor-sektor lainnya yang mampu tumbuh positif adalah informasi dan komunikasi sebesar 6,88 persen (yoy) dengan distribusi 4,01 persen, jasa keuangan 0,87 persen (yoy) dengan distribusi 3,98 persen, administrasi pemerintahan 12,42 persen (yoy) dengan distribusi 2,88 persen, serta jasa pendidikan 4,46 persen (yoy) dengan distribusi 2,78 persen.

Kemudian, real estat tumbuh 0,63 persen (yoy) dengan distribusi 2,41 persen, jasa lainnya 9,13 persen (yoy) dengan distribusi 1,71 persen, jasa perusahaan 10,79 persen (yoy) dengan distribusi 1,69 persen, pengadaan listrik dan gas 8,05 persen (yoy) dengan distribusi 1,02 persen, serta pengadaan air 4,25 persen (yoy) dengan distribusi 0,06 persen.

Sementara itu, jasa kesehatan menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi sebesar 1,74 persen pada triwulan ketiga tahun ini, dengan distribusi 1,2 persen terhadap perekonomian.

“Kontraksi ini dikarenakan pencairan insentif kesehatan lebih rendah kalau dibandingkan dengan triwulan III tahun 2021,” ucap dia.

Secara keseluruhan jika dilihat dari komponen lapangan usaha, ia menyebutkan pada triwulan ketiga tahun ini industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi, yakni sebesar 0,99 persen.

Selanjutnya diikuti oleh transportasi dan pergudangan sebesar 0,9 persen, perdagangan 0,71 persen, akomodasi dan makan minum 0,47 persen, serta sektor lainnya 2,65 persen.(ant/rum/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs