Jumat, 19 April 2024

Harga Minyak Naik di Atas 2 Dolar, Harapan Pasokan OPEC+ Naik Kian Meredup

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Kilang migas lepas pantai Pertamina Hulu Mahakam di perairan Kalimantan Timur. Foto: HO-Pertamina

Harga minyak menguat lebih dari dua dolar AS pada akhir perdagangan Sabtu (30/7/2022) pagi WIB, ketika perhatian pasar beralih ke pertemuan OPEC+ minggu depan dan meredupnya ekspektasi bahwa kelompok produsen akan segera meningkatkan pasokan.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, bertambah 2,2 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi menetap di 98,62 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Seperti dilaporkan Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terangkat 2,87 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi ditutup pada 110,01 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Untuk minggu ini, standar minyak mentah AS dan Brent masing-masing melonjak 4,1 persen dan 6,6 persen, berdasarkan kontrak bulan depan. Namun, kedua kontrak mencatat kerugian bulanan kedua, dengan Brent turun sekitar 4,0 persen untuk Juli dan WTI hampir 7,0 lebih rendah.

Pedagang mengalihkan pandangan mereka ke Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok itu diperkirakan akan bertemu minggu depan untuk membahas strategi produksi di masa depan.

Sumber OPEC+ mengatakan, kelompok itu akan mempertimbangkan untuk menjaga produksi minyak agar tidak berubah untuk September.

Keputusan untuk tidak menaikkan produksi ini,  akan mengecewakan Joe Biden Presiden Amerika Serikat setelah mengunjungi Arab Saudi bulan ini dengan harapan ada kesepakatan untuk meningkatkan produksi.

Harga minyak memangkas beberapa kenaikan setelah rilis data dari Baker Hughes perusahaan jasa minyak yang menunjukkan bahwa pengebor AS, menambahkan rig minyak mentah untuk rekor 23 bulan berturut-turut, menunjukkan lebih banyak pasokan ke depan.

Pasar saham yang lebih kuat juga mendukung minyak, seperti halnya dolar yang lebih lemah, membuat minyak lebih murah untuk pembeli dengan mata uang lain.

“Akhir-akhir ini, ada banyak pengaruh makro di pasar minyak dengan pasar saham membuat rebound yang bagus dan penurunan serupa dalam dolar yang mempengaruhi (harga hari ini),” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
32o
Kurs