Minggu, 5 Mei 2024

Pemerintah Komitmen Lakukan Akselerasi Implementasi Sertifikasi Produk Halal Pelaku UMK

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi. Pemilik industri rumah tangga mengangkat kue yang sudah mendapat sertifikasi halal di Kota Pekanbaru, Riau. Foto: Antara

Pemerintah terus mendorong pengembangan industri halal di Indonesia. Satu di antara komitmen yang dilakukan yaitu dengan mengakselerasi implementasi sertifikasi halal bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

“Jadi yang di afirmasi pemerintah adalah UMK bukan UMKM yang ada (di) menengah dan besar. Mereka akan mendapat fasilitasi pengurusan proses sertifikasi halal oleh pemerintah melalui alokasi anggaran yang disiapkan baik oleh kementerian, lembaga, pemda, maupun BUMN dan swasta,” ujar Aqil Irham Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam keterangannya, Rabu (2/2/2022).

Dalam hal ini sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2021 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum BPJPH pada Kementerian Agama, kata Aqil, Pemerintah memberikan fasilitas sertifikasi halal Rp0 (nol rupiah) untuk pelaku UMK yang mencakup tarif layanan pernyataan halal (self declare) pelaku UMK, tarif perpanjangan sertifikat halal, dan tarif layanan penambahan varian atau jenis produk.

” Sehingga, Rp0 itu bukan berarti proses sertifikasi halal tidak membutuhkan biaya. Ada biaya layanan permohonan sertifikasi halal pelaku usaha sebesar Rp300 ribu tetapi kemudian biaya ini ditanggung oleh Pemerintah,” jelas Aqil.

Menurut Aqil, peluncuran Program Sehati (Sertifikasi Halal Gratis) dan pemberian fasilitasi halal UMK melalui beberapa kementerian dan lembaga menjadi strategi mempercepat sertifikasi halal UMK. Diharapkan sebanyak 80% UMK makanan dan minuman yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) juga memiliki sertifikasi halal.

Percepatan implementasi sertifikasi halal UMK akan dilakukan melalui pembentukan task force (gugus tugas) lintas Kementerian/Lembaga.

“Kementerian yang memiliki binaan UMKM, program pembinaan untuk mikro dan kecil, pemerintah daerah yang tadi mensupport usaha mikro dan kecil berkembang di tempatnya, harus kita kolaborasikan dalam bentuk task force yang lebih konkrit, task force yang kerjanya lebih cepat, dan juga kita harapkan bisa melakukan sertifikasi halal dalam jumlah yang masif,” kata Afdhal Aliasar Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Melalui sertifikasi, akan membantu pelaku UMK yang memproduksi produk halal memperluas pemasaran produknya menembus pasar global.

Ini didukung Sapta Nirwandar Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) yang mengatakan percepatan implementasi sertifikasi halal akan berdampak positif bagi pelaku UMK. Berdasarkan pengalamannya berdiskusi dengan pelaku usaha, dia mengungkapkan banyak konsumen yang mempertanyakan kehalalan dari produk makanan dan minuman yang akan dibeli.

“Ini berarti memperlihatkan bahwa dari perspektif bisnis, sertifikasi halal juga akan memberikan tambahan pendapatan atau extended profit,” jelas Sapta.(faz/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
31o
Kurs