Senin, 6 Mei 2024

Rupiah Menguat 17 Poin, Dibayangi Kebijakan Agresif Bank Sentral Global

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Rupiah. Foto: Freepik

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (8/9/2022) pagi, menguat dibayangi kebijakan moneter yang agresif dari bank sentral global.

Rupiah pagi ini menguat 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.901 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.918 per dolar AS.

Rully Arya, Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas mengatakan, Kamis pagi rupiah memang menguat sedikit, namun masih tetap berada di atas level Rp14.900 per dolar AS.

“Kemungkinan masih akan tetap di kisaran itu, mengingat tren dalam beberapa waktu terakhir dolar AS terus menguat terhadap mata uang lainnya,” ujar Rully, seperti dikutip Antara.

Investor tengah menanti jalur kebijakan moneter global jelang keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) dan komentar dari Jerome Powell Ketua “Federal Reserve” (Fed) di kemudian hari.

Powell akan berpartisipasi dalam diskusi di Konferensi Cato Institute, dengan para pejabat The Fed segera memasuki periode blackout sebelum pertemuan bank sentral AS pada 20 sampai 21 September.

Retorika baru-baru ini terus menjadi hawkish secara keseluruhan, dengan Susan Collins Presiden The Fed Boston yang mengatakan bahwa membawa inflasi kembali ke level 2 persen adalah pekerjaan utama bank sentral.

Sementara itu, Lael Brainard Wakil Ketua The Fed berkomentar bahwa kebijakan moneter ketat akan berlanjut selama yang diperlukan untuk menurunkan inflasi.

Pasar uang memberikan peluang 79 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi pada pertemuan bulan ini, yang akan meningkatkan suku bunga Fed Fund Rate menjadi 3 persen hingga 3,25 persen.

Sementara ECB secara luas diperkirakan juga akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada Kamis ini untuk melawan inflasi yang tidak terkendali.

“Kalau dari dalam negeri belum banyak sentimen yang bisa mendorong rupiah, tapi overall kondisi ekonomi masih cukup baik. Cadangan devisa juga masih mencukupi, eksternal balance kuat, tapi memang lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global,” kata Rully.

Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.895 per dolar AS hingga Rp15.925 per dolar AS.

Pada Rabu (7/9/2022) lalu rupiah ditutup melemah 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.918 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.885 per dolar AS. (ant/des)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
26o
Kurs