Jumat, 17 Mei 2024

Kemenperin: Kenaikan Harga LCGC Sudah Pertimbangkan Daya Beli Masyarakat

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi kendaraan ramah lingkungan. Foto: Pixabay

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan kenaikan harga kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) sudah mempertimbangkan daya beli masyarakat.

“Hitung hitungan tersebut sudah dikaji dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat secara kompresensif, dan telah mendapatkan perkenan persetujuan Menteri Perindustrian untuk menaikkan ceiling prize sebanyak 5 persen,” kata Dodiet Prasetyo Koordinator Fungsi Industri Alat Transportasi Darat, Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Sabtu (4/3/2023).

Dia menjelaskan, Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian (Menperin) menyetujui dan mengumumkan kenaikan harga ceiling prize (harga batas atas) KBH2 atau LCGC sebanyak 5 persen.

Sebagai ilustrasi, penetapan harga jual terakhir berdasarkan Permenperin 36 tahun 2021 adalah Rp135 juta.

Oleh karena itu, dengan adanya persetujuan Menperin tersebut maka perusahaan dapat menaikkan harga ceiling prize maksimal 5 persen dikali Rp135 juta, yaitu Rp6,7 juta.

Pertimbangan pemberian persetujuan kenaikan harga itu antara lain terjadinya perubahan kondisi atau indikator ekonomi seperti harga bahan baku pembentuk mobil misalnya logam, karet, ongkos logistik, dan lainnya. Kemudian juga mempertimbangkan kondisi perekonomian seperti inflasi.

Walau begitu, Kemenperin menilai kenaikan tersebut tidak akan mempengaruhi penjualan secara signifikan.

Pihaknya optimistis pasar otomotif, khususnya penjualan LCGC tetap akan meningkat seiring dengan inovasi fitur dan ubahan baru yang akan disematkan pada mobil-mobil tahun ini.

Lebih lanjut, Dodiet mengungkapkan segmen LCGC masih akan tetap prospektif terlebih dengan adanya investasi baru dari sejumlah pabrikan otomotif.

Pemerintah, sambung Dodiet, juga masih akan tetap mendorong LCGC untuk mendukung efisiensi bahan bakar dalam teknologi kendaraan tersebut guna mengurangi impor bahan bakar minyak.

“Prediksi kami produksi kendaraan KBH2 tetap akan meningkat, mengingat akan terdapat refreshment full model change kendaraan KBH2 yang dapat meningkatkan keberterimaannya oleh masyarakat,” kata Analis Pembina Industri Ahli Madya Kemenperin tersebut, melansir Antara.(ant/dfn/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
25o
Kurs