Minggu, 5 Mei 2024

Persaingan Ekspor Ketat, Pengusaha Udang Perlu Buka Pasar Baru

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Konferensi Pers jelang perhelatan internasional industri peternakan, pertanian, pakan ternak, pengolahan susu, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur di Surabaya, Senin (24/7/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Rully Setya Purnama CEO Minapoli, marketplace perikanan online mengatakan, negara kompetitor ekspor Indonesia di bidang udang produksinya sedang tumbuh. Sehingga persaingan di pasar global saat ini semakin ketat.

“Karena Indonesia saat ini 70 persen destinasi ekspornya adalah Amerika Serikat. Sementara demand di saba sedang menurun, dan negara-negara kompetitor Indonesia seperti Ekuador, India, sedang tumbuh produksinya,” ucapnya dalam keterangan yang diterima Suara Surabaya seusai Press Conference Indo Agrotech, Indo Livestock, Indo Feed, Indo Dairy Indo Vet and Indo Fisheries 2023 Expo & Forum di Surabaya, Senin (24/7/2023).

Sehingga menurutnya saat ini Indonesia perlu mencari alternatif pasar baru. Tujuannya agar aktivitas ekspor udang yang merupakan komoditas unggulan perikanan budidaya, dapat berlangsung dengan baik.

Karena dengan adanya demand yang turun, otomatis ada harga yang baik. Kondisi tersebut menjadi tantangan untuk pengusaha udang Indonesia.

“Bagi Indonesia, perlu mencari alternatif pasar baru, baik itu misalnya di China atau Korea,” ujarnya.

Selain harus membuka pasar baru, ia juga mengungkapkan bahwa perawatan udang juga harus terus diperhatikan, seperti pengendalian terhadap penyakit dan lingkungan.

“Khususnya di daerah-daerah yang zona merah. Artinya yang sudah kualitas airnya sudah cenderung buruk, itu diperlukan intervensi, teknologi, untuk pengelolaan airnya atau pengendali penyakitnya,” ungkapnya.

Upaya lain yang bisa dilakukan, menurutnya yakni dengan membuka tempat baru yang kondisi airnya masih bagus untuk dilakukan budidaya udang.

Dan untuk melawati berbagai tantangan tersebut, ia mengatakan bahwa pelaku usaha budidaya udang juga akan melakukan diskusi bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hingga Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) dalam seminar di perhelatan internasional industri peternakan, pertanian, pengolahan susu, perikanan dan akuakultur di Surabaya, pada 26-28 Juli mendatang.

“Ini adalah langkah strategis untuk memberikan impact pada industri, ini langkah yang baik karena mereka menggandeng kami, sehingga jaringan yang kami miliki bisa disambungkan dengan kompetensi yang dimiliki,” tandasnya. (ris/saf/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
26o
Kurs