Rabu, 1 Mei 2024

Erick Minta BUMN Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Erick Thohir Menteri BUMN. Foto: Kementerian BUMN

Erick Thohir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.

Ia mencontohkan inflasi Amerika Serikat (AS) sebesar 3,5 persen membuat langkah The Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate), sehingga inlfasi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Situasi geopolitik juga semakin bergejolak dengan memanasnya konflik Israel dan Iran beberapa hari yang lalu,” kata Erick dilansir Antara, Kamis (18/4/2024).

Menteri BUMN itu menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah, dan tentunya kenaikan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.

“Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,” katanya.

Selain itu, Erick menyampaikan bahwa dua hal tersebut telah melemahkan rupiah menjadi Rp16.000-Rp16.300 per dolar AS dalam beberapa hari terakhir. Nilai tukar ini bahkan bisa mencapai lebih dari Rp16.500 apabila tensi geopolitik tidak menurun.

Dengan adanya situasi ekonomi dan geopolitik tersebut, ia menilai akan berdampak kepada Indonesia melalui Foreign Outflow dana investasi yang akan memicu melemahnya rupiah dan naiknya imbal hasil obligasi.

Kemudian juga semakin mahalnya biaya impor bahan baku dan pangan karena gangguan rantai pasok. “Dan akan menggerus neraca perdagangan Indonesia,” kata Erick lagi.

Oleh karena itu, Erick meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres dalam melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.

Lebih lanjut, dia juga meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak.

Di sisi lain, Erick pun menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

“Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat,” ucapnya.

Selain itu, menurutnya BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan.

Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.

“Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat,” ucap Erick.

Sementara Nicke Widyawati Direktur Utama PT Pertamina mengatakan pihaknya secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Nicke pun menyebut fluktuasi minyak dunia akan kian dinamis setelah meningkatnya ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.

“Kita akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik, termasuk pengendalian biaya, pemilihan komposisi crude yang optimal, pengelolaan inventory yang efektif, peningkatan produksi high-yield products dan efisiensi di semua lini operasional,” ujar Nicke.

Adapun, Sunarso Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan BRI akan menerapkan langkah ketat dalam rencana aksi korporasi ke depan.

BRI, kata Sunarso, juga secara prudent dan terukur akan menjaga porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak secara proporsional.

“Tentu seperti arahan Pak Menteri, kita akan melaksanakan stress test dan juga mempersiapkan berbagai skenario terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada perekonomian tanah air karena dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global,” kata Sunarso. (ant/sya/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
32o
Kurs