Selasa, 30 April 2024

Rupiah Tergelincir Menjadi Rp16.252 per Dolar AS pada Rabu Pagi

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara

Kurs Rupiah terhadap Dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (17/4/2023) pagi, tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.252 per Dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya yang sebesar Rp16.176 per Dolar AS.

Dilansir Antara, Kurs Rupiah terhadap Dolar AS turun dipengaruhi oleh data inflasi Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) Maret 2024 yang naik.

“Hal tersebut terjadi karena pada beberapa rilisan angka fundamental penting Amerika yang mendukung kekokohan Dolar AS, angka Inflasi Consumer Price Index periode bulanan naik menjadi 0,4 persen dari perkiraan 0,3 persen,” kata Brahmantya Himawan analis Finex.

Brahmantya menuturkan, Rupiah saat ini terbebani dan telah mencapai lebih dari Rp16.000.

Bahkan perputaran uang yang besar selama Ramadan dan Idulfitri masih belum mampu membendung dampak penguatan Dolar AS terhadap Rupiah.

Sehingga dapat dikatakan faktor dari luar yang lebih dominan dalam pelemahan Rupiah ini.

Angka CPI AS periode tahunan pada Maret 2024 juga naik menjadi 3,5 persen dari periode sebelumnya yang hanya 3,2 persen.

Angka tersebut mengindikasikan bahwa target inflasi bank sentral AS atau The Fed masih jauh. Sehingga pemangkasan suku bunga kebijakan AS berpotensi tidak terjadi dalam waktu dekat.

Sebagaimana yang dikatakan Jerome Powel Ketua The Fed bahwa masih menanti isyarat dan angka inflasi mengarah ke 2 persen.

Disusul angka penjualan ritel Amerika yang meningkat menjadi 0,7 persen, jauh di atas perkiraan yang hanya 0,4 persen, mengukuhkan penguatan Dolar AS terhadap Rupiah.

Dari sisi geopolitik, Iran yang menyerang Israel menjadikan pedagang mengalihkan pandangan terhadap aset safe haven mata uang yaitu Dolar AS.

“Saat ini tren penguatan Dolar AS masih terlihat jelas sehingga Rupiah berpotensi akan terdepresiasi lebih lanjut,” ujarnya.

Brahmantya memprediksi Rupiah akan bergerak pada kisaran Rp15.850 per Dolar AS sampai dengan Rp16.250 per Dolar AS. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
28o
Kurs