Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) pada Jumat (14/11/2025), akhirnya memangkas tarif impor untuk lebih dari 200 produk pangan, termasuk kebutuhan pokok seperti kopi, daging sapi, pisang, dan jus jeruk.
Langkah ini disinyalir diambil di tengah meningkatnya kegelisahan warga AS atas meroketnya harga sembako, yang membuat pemerintah kewalahan mengatasi inflasi.
Kebijakan baru ini berlaku surut (retroaktif) sejak Kamis (13/11/2025) tengah malam, dan menjadi pembalikan tajam dari sikap Trump sebelumnya yang selama berbulan-bulan menegaskan bahwa tarif impor tidak menyebabkan inflasi.
“Memang dalam beberapa kasus bisa menaikkan harga,” kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One yang dilansir Reuters, Minggu (16/11/2025) WIB.
Meski demikian, Trump tetap bersikukuh bahwa secara keseluruhan AS hampir tidak punya inflasi.
Dari sisi politik, pemangkasan tarif ini dilakukan setelah Partai Demokrat meraih kemenangan beruntun dalam pemilu lokal di Virginia, New Jersey, dan New York City. Salah satu isu utama pemilih adalah harga pangan yang terus naik.
Trump juga mengatakan ia akan melanjutkan rencana memberikan pembayaran USD 2.000 kepada warga berpenghasilan rendah dan menengah tahun depan, yang menurutnya akan dibiayai dari pendapatan tarif.
“Tarif memungkinkan kita memberi dividen. Sekarang kita akan memberikan dividen dan juga mengurangi utang,” ujarnya.
Kesepakatan Perdagangan Baru
Pemerintahan Trump pada Kamis juga mengumumkan kerangka kesepakatan dagang baru yang jika difinalisasi, akan menghapus tarif untuk sejumlah produk makanan dan impor lain dari Argentina, Ekuador, Guatemala, dan El Salvador. Gedung Putih menargetkan lebih banyak kesepakatan sebelum akhir tahun.
Sementara daftar pemangkasan tarif yang dirilis Jumat mencakup lebih dari 200 produk yang umum dibeli keluarga Amerika, banyak di antaranya mengalami kenaikan harga dua digit sepanjang tahun. Mulai dari jeruk, acai berry, paprika, kakao, bahan kimia pangan, pupuk, hingga roti komuni.
Gedung Putih menyebut kebijakan ini muncul setelah “kemajuan signifikan” dalam upaya mendapatkan hubungan dagang yang lebih timbal balik. Trump menilai sejumlah produk aman untuk dibebaskan tarif karena tidak diproduksi di dalam negeri.
Data terbaru Indeks Harga Konsumen (CPI) menunjukkan harga daging giling naik hampir 13 persen pada September, sementara steak naik hampir 17 persen dibanding tahun sebelumnya, kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga tahun. Meski AS adalah produsen daging besar, kekurangan populasi ternak membuat harga melonjak.
Sementara harga pisang naik tujuh persen, tomat naik satu persen, dan secara keseluruhan biaya makanan rumahan naik 2,7 persen pada September.
Industri Banyak yang Mendukung, tapi Ada yang Kecewa
Kebijakan ini kabarnya mendapat sambutan positif dari sejumlah asosiasi industri. Leslie Sarasin Presiden FMI-Food Industry Association mengatakan langkah ini akan membantu konsumen, termasuk membuat harga secangkir kopi pagi mereka lebih terjangkau.
Namun tidak semua puas. Distilled Spirits Council menyesalkan produk minuman beralkohol dari Uni Eropa dan Inggris tidak termasuk dalam relaksasi tarif.
“Scotch, Cognac, dan Irish Whiskey adalah produk agrikultur bernilai tambah yang tidak bisa diproduksi di AS,” ujar Presiden Chris Swonger.
Sementara Trump sendiri, ketika ditanya apakah akan ada perubahan lebih lanjut, menjawab bahwa dirinya merasa tidak perlu.“Kami hanya melakukan sedikit rollback. Harga kopi tadi agak tinggi, sekarang akan turun dalam waktu dekat,” tegasnya.
Presiden ke-45 dan 47 AS itu sebelumnya mengguncang sistem perdagangan global dengan menerapkan tarif dasar 10 persen untuk semua negara ditambah pungutan tambahan lain.
Dalam beberapa pekan terakhir, ia menggeser fokus politiknya pada isu keterjangkauan harga, sembari menuduh kebijakan era Presiden Joe Biden sebagai penyebab kenaikan ongkos hidup.
Ekonom menyebut tarif impor berkontribusi signifikan pada lonjakan harga dan memperingatkan tarif baru yang belum sepenuhnya diteruskan ke konsumen bisa membuat inflasi pangan kembali memburuk tahun depan.
Richard Neal Ketua Demokrat di Komite Ways and Means DPR AS, menyebut keputusan ini sebagai upaya “memadamkan api yang mereka nyalakan sendiri.”
“Pemerintahan Trump akhirnya mengakui apa yang sudah kami tahu: Perang Dagang Trump menaikkan biaya hidup,” kata Neal. (bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
