Kamis, 13 November 2025

IHSG Menguat Seiring Kebijakan Moneter dan Paket Stimulus Ekonomi

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi. IHSG ditutup melemah pada Jumat (7/5/2021). Foto: Antara

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/11/2025) bergerak menguat seiring mulai terasanya efek dari kebijakan moneter longgar dan program paket stimulus ekonomi.

IHSG dibuka menguat 13,91 poin atau 0,17 persen ke posisi 8.402,48. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,25 poin atau 0,15 persen ke posisi 845,66.

“Penguatan IHSG antara lain ditopang oleh data ekonomi domestik yang cenderung mulai membaik akhir-akhir ini, seiring dengan adanya tren penurunan suku bunga oleh BI dan paket stimulus dari pemerintah ” ujar Ratna Lim Kepala Riset Phintraco Sekuritas, melansir Antara, Kamis (13/11/2025).

Selain itu, Bank Indonesia (BI) mengindikasikan masih adanya peluang penurunan BI rate lebih lanjut dengan ekspektasi akan ada penurunan sebesar 50 bps lagi hingga akhir Maret 2026.

Maraknya beberapa aksi korporasi emiten, seperti buyback saham, pembagian dividen interim, rights issue, private placement dan akuisisi, juga menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia.

Dari mancanegara, pelaku pasar melakukan rotasi dari sektor teknologi ke bluechips, menjelang akan dibukanya kembali pemerintahan Amerika Serikat (AS).

Pada awal pekan, Senat AS menyetujui RUU untuk mencairkan pendanaan federal bagi sebagian besar lembaga hingga 30 Januari 2026, kemudian RUU itu akan dibawa ke DPR untuk dilakukan pemungutan suara pada pekan ini.

Mayoritas Anggota DPR AS berasal dari Partai Republik, sehingga DPR AS kemungkinan akan menyetujui RUU tersebut. Setelah itu, RUU akan ditandatangani oleh Presiden Trump menjadi undang-undang, dan government shutdown akan berakhir.

Pembukaan kembali pemerintahan berarti akan kembali dirilisnya beberapa data indikator ekonomi resmi, yang telah tertunda akibat shutdown.

Data ekonomi tersebut penting karena membantu investor dan The Fed menilai kondisi ekonomi AS. Anggota The Fed masih terbagi pendapatnya mengenai prospek pemangkasan suku bunga di Desember 2025.

Menurut CME Fedwatch, terdapat peluang sebesar 61,9 persen akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada Desember 2025, atau naik dari peluang sebelumnya sebesar 57.8 persen.

Dari kawasan Eropa, Inggris akan merilis data pertumbuhan GDP Preliminary kuartal III-2025 yang diperkirakan sebesar 0,2 persen quartal on quartal (qoq) dan 1,4 persen year on year (yoy), dari sebelumnya 0,3 persen (qoq) dan 1,4 persen (yoy) di kuartal II-2025.

Dari Euro Area, akan dirilis data industrial production bulan September 2025 yang diperkirakan naik 0,7 persen (mtm) setelah turun 1,2 persen (mtm) pada Agustus 2025.

Pada perdagangan Rabu (12/11) kemarin, bursa saham Eropa ditutup kompak menguat, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,20 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,12 persen, indeks DAX Jerman menguat 1,22 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 1,04 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup kompak menguat pada Rabu (12/11), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,68 persen ditutup di level 47.254,00, indeks S&P 500 menguat 0,05 persen ke level 6.850,62, indeks Nasdaq Composite melemah 0,06 persen ditutup di level 25.517,33.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 69,19 poin atau 0,14 persen ke 51.125,00, indeks Shanghai menguat 15,38 poin atau 0,38 persen ke 4.015,45, indeks Hang Seng melemah 73,23 poin atau 0,26 persen ke 26.822,50, dan indeks Strait Times melemah 2,13 poin atau 0,02 persen ke 4.567,48.(ant/kir/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 13 November 2025
29o
Kurs