Kamis, 2 Mei 2024

Alat Pemantau Kualitas Udara Murah Diciptakan ITS

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tim dari ITS Surabaya saat mencoba alat pemantau udara. Foto: Humas ITS Surabaya.

Laboratorium Pengendalian Pencemaran Udara di Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya rancang alat pemantau kualitas udara dengan harga murah.

Dr Eng Arie Dipareza Syafei ST MEPM, Kepala Laboratorium Pengendalian Pencemaran Udara di Departemen Teknik Lingkungan ITS Surabaya menjelaskan berdasarkan data lima stasiun pemantau udara di Kota Surabaya, kondisi udara di Surabaya sering melebihi baku mutu.

Keadaan inilah yang dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan warga masyarakat. “Namun, data dari stasiun pemantau sering hilang dikarenakan adanya kerusakan pada alat,” kata Arie Dipareza Syafei.

Ditambahkan Arie, harga alat pengukur kualitas udara saat ini berada pada kisaran Rp 2 milliar. Selain itu, biaya pembenahannya masih mahal. Inilah yang menjadi dasar bagi Arie, sapaan Arie Dipareza Syafei dan tim menciptakan alat pemantau udara dengan harga miring.

Bersama Titing Fahriza dan Qory Constantya, Arie terus melakukan pengembangan alat. Arie dan tim mematok harga Rp 80 juta hingga Rp 100 juta pada alat yang telah dipatenkan nantinya. “Meskipun harganya jauh lebih murah, alat kami memiliki akurasi hingga 90 persen,” kata Arie.

Berbeda dengan alat pantau udara yang menggunakan sistem gas analyzer, alat pantau milik ITS ini menggunakan sensor. Penggunaan sensor inilah yang menyebabkan perbedaan harga dengan alat-alat yang tersedia saat ini.

“Dengan sensor electrochemical, alat ini mampu membedakan polutan dalam dua jenis gas. Alat ini dapat diakses melalui situs via perangkat masyarakat,” terang doktor lulusan Hiroshima University, Jepang ini.

Memasuki prototype ketiga, Arie tidak menemui kendala berarti. Arie dan timnya mendapat dukungan penuh dari ITS dengan adanya dana lokal. Karena alat ini merupakan rangkaian elektronika, mereka tahu bahwa alat ini masih terus butuh pengembangan berkali-kali.

Alat ini merupakan bentuk kontribusi ITS Surabaya terhadap pemerintah kota dan masyarakat. Harganya bisa dibilang lebih terjangkau dibandingkan alat yang saat ini beredar. “Harapannya, alat pengukur kualitas udara ini dapat dipasang di seluruh daerah di Indonesia nantinya,” pungkas Arie. (tok)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
30o
Kurs