Senin, 17 Juni 2024

Ransomware Petya Bersembunyi di Balik File Unduhan Gratis

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Ransomware menyebar dengan cara bersembunyi di balik file unduhan gratis dari situs-situs yang tidak aman. Desain: Gana Arsista suarasurabaya.net

Ransomware jilid dua dengan tajuk Petya tidak perlu dikhawatirkan masyarakat Indonesia, asalkan perilaku masyarakat saat berinternet tidak menyimpang dari panduan berinternet secara baik yang juga telah disosialisasikan oleh pemerintah.

Oki Tri Hutomo Pengamat Teknologi Informasi di Surabaya mengatakan, sebelumnya Ransomware WannaCry, yang heboh dibincangkan pertengahan Mei lalu, memang telah menginveksi jaringan komputer di beberapa rumah sakit dan berbagai institusi di Jakarta.

“Sebenarnya sama. Cara pembuat ransomware atau virus menyebarkannya dengan menyembunyikan program jahat ini di balik file yang tersedia di situs-situs yang tidak aman. Setelah diteliti, beberapa rumah sakit di Jakarta terinveksi karena ada petugas rumah sakit sempat berinteraksi dengan situs-situs demikian,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (28/6/2017).

Ransomware, baik WannaCry maupun Petya, oleh para pembuatnya sengaja disembunyikan di balik file-file yang ada di situs-situs dengan tawaran unduhan gratis. Terutama situs yang berbau asusila dengan tingkat transaksi data yang sangat tinggi.

“Banyak program yang diunduh, transaksional tinggi, memunculkan pendaftaran account. Nah, dari situlah mereka (pembuat ransomware) bisa mengakses data di komputer pengunduh melalui account itu. Phising atau pencurian data pun terjadi, sehingga seluruh data di komputer tidak bisa diakses pemiliknya,” ujarnya.

Oki menegaskan, sesuatu yang gratis itu tidak gratisan. Pasti ada titipan di balik file-file gratis yang saat diunduh akan mempengaruhi perangkat si pengunduh. Program jahat seperti Ransomware ini dititipkan di situs demikian. Kalau sampai diunduh jutaan orang, akhirnya virus ini pun menyebar.

Selain situs yang berbau asusila, program seperti download manajer sebenarnya bersistem semi terbuka. Program download manajer tidak bisa memberikan jaminan keamanan terhadap penggunanya. “Kata mereka mungkin begini, “karena kamu yang download, ya kamu yang harus menanggung risikonya,” kata Oki.

“Masih ingat zamannya napster dulu? Orang-orang yang gemar mengunduh MP3 itu, mereka sudah tahu, pasti ada program yang ikut terdownload bersama file musik itu. Biasanya ukurannya kecil, di bawah 10 kilobite. Tapi begitu dibuka, file itu akan membesar menjadi ratusan megabite dan menyebar mempengaruhi sistem,” ujarnya.

Cara mengantisipasinya, kata Oki, sangat mudah. Sebelumnya dia sempat mengatakan, minimal para pengguna komputer dan internet melengkapi perangkatnya dengan antivirus atau internet security. Selain itu, menjaga perilaku berinternet dengan tidak mengakses apalagi mengunduh file dari situs-situs yang dirasa berbahaya.(den)

Berita Terkait

..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
30o
Kurs