Sabtu, 18 Mei 2024

Mahasiswa Unair Kembangkan Polisi Tidur sebagai Sumber Energi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Muhammad Rizaldi (kanan) dan Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta (kiri) mahasiwa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga meraih silver medal dalam kompetisi skala internasional iMIT SIC 2019 di Princess of Naradhiwas University, Naradhiwat, Thailand, pada 16-18 Juni 2019. Foto: Istimewa

Tiga mahasiwa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) mengembangkan prototype yang dapat mengubah tekanan yang didapatkan ‘polisi tidur’ menjadi sebuah energi listrik.

Inovasi dengan nama EYE-SEER (Eco – Friendly Speedbump Energy Resource) dikembangkan oleh Muhammad Rizaldi, Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta, dan Siti Nurun Nafisah.

Ketiga mahasiswa program studi fisika tersebut berhasil mendapatkan silver medal dalam kompetisi International Malaysia-Indonesia-Thailand Symposium on Innovation and Creativity 2019 (IMIT SIC 2019) yang berlangsung di Princess of Naradhiwas University, Naradhiwat, Thailand, pada 16-18 Juni 2019.

Fajar selaku perwakilan tim mengungkapkan bahwa kebutuhan energi bahan bakar fosil saat ini semakin meningkat. Hal tersebut membuat ketersediaan di alam semakin menipis. Itulah yang menjadi salah satu latar belakang ia dan tim mengembangkan energi terbarukan.

“Kebutuhan energi yang meningkat serta keberadaan bahan bakar fosil di alam yang semakin menipis membuat kami berinovasi membuat energi terbarukan dari ‘polisi tidur’,” ungkap Fajar.

Soal pilihan polisi tidur sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk menghasilkan energi, Fajar mengatakan hal tersebut berkaitan dengan semakin tingginya pengguna kendaraan bermotor di Indonesia.

“Semakin tingginya pengguna kendaraan bermotor, mengakibatkan semakin tinggi juga frekuensi kendaraan yang melintas di jalan raya. Secara tidak langsung akan banyak kendaraan yang melintasi polisi tidur yang berada dijalan,” tambahnya.

Fajar juga bercerita soal sedikit kendala yang sampai sekarang masih diselesaikan. Harapannya, agar kerja dari prototype yang dikembangkan semakin maksimal. Sampai saat ini mereka masih mencari desain dan rumus yang cocok guna memaksimalkan kerja dari generator yang ada, sehingga dapat menghasilkan energi yang lebih besar.

Soal perakitan, kata Fajar dibutuhkan speedbump, alat pengonversi generator magnet dan kapasitor. Untuk perakitannya cukup dengan pengelasan. Dengan kemudahan yang didapatkan, sebuah alat dapat menghasilkan energi sebesar 40V dalam sekali kayuhan.(iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
27o
Kurs