Jumat, 3 Mei 2024

Mayoritas Game Klasik Nyaris Punah di Amerika Serikat

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi Nintendo Game Boy. Foto: Pixabay

Video Game History Foundation (VGHF) dan Software Preservation Network (SPN) mengadakan survei tentang ketersediaan game klasik di Amerika Serikat. Hasilnya, mayoritas game klasik nyaris punah dari peredaran.

“Sekitar 87 persen video game klasik yang dirilis di Amerika Serikat berstatus nyaris punah,” kata Kelsey Lewin salah satu direktur di VGHF dilansir Antara pada Minggu (16/7/2023).

VGHF mendefinisikan game klasik sebagai sebagai game yang dirilis sebelum 2010. Era ketika distribusi video game ritel kebanyakan untuk konsol game rumahan.

Riset itu mengambil sampel 4.000 game rilisan untuk tiga konsol di Amerika Serikat yang dinilai mewakili gambaran popularitas dan komersial.

Ketiga konsol itu adalah Commodore 64 (yang oleh VGHF dimasukkan ke dalam kategori ekosistem yang ditinggalkan), Game Boy (ekosistem yang diabaikan) dan PlayStation 2 (ekosistem aktif).

Hasil studi itu menunjukkan, sekitar 80 persen game rilisan 2010 kini sudah tidak bisa diakses lagi. Dari 1.873 game yang dirilis pada konsol Nintendo Game Boy, hanya 25 game yang masih bisa dibeli.

Jumlah itu menurun dari sebelumnya 155 game karena Nintendo pada Maret lalu menutup toko virtual 3DS dan Wii U.

Phil Salvador Direktur Perpustakaan VGHF mengatakan, ketika toko virtual ditutup, kebanyakan game untuk Game Boy tidak dirilis lagi.

“Sejarah video game bukan hanya soal yang paling laris. Jika kita ingin memahami dan menghargai sejarah video game, kita butuh lebih dari sekadar daftar game yang dinilai penerbit memiliki nilai komersial,” kata Salvador.

Salah satu tantangan yang dihadapi pustakawan game untuk memelihara game klasik di AS adalah aturan hak cipta yang tertuang dalam Digital Millenium Copyright Act.

Oleh karena itu, sektor warisan budaya di AS mengajukan petisi untuk mengecualikan game dari DMCA supaya aktivitas pelestarian game bisa berjalan.

Namun, petisi itu tidak didukung oleh industri game. Entertainment Software Association menilai melonggarkan aturan DCMA bisa berdampak buruk terhadap aktivitas penerbit jika suatu hari nanti mereka mengeluarkan lagi game klasik. (ant/saf/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
32o
Kurs