Senin, 17 Juni 2024
BB TNBTS:

Hutan Semeru Paling Rawan Pencurian dan Perusakan Flora-Fauna

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Jajaran Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menilai wilayah konservasi yang meliputi kawasan Bromo, Tengger dan Semeru sangat rawan kegiatan perusakan dan pencurian flora maupun fauna.

Hal ini disampaikan DR Ir Ayu Dewi Utari Kepala Balai Besar TNBTS di Malang melalui komunikasi telepon seluler kepada Sentral FM, Selasa (18/2/2014). Ia mengungkapkan, selama Bulan Januari, telah ditangkap 10 pelaku pencurian kayu di wilayah TNBTS berikut barang-buktinya.

“Saat ini kesepuluh pelaku dalam proses hukum di kepolisian,” terangnya. Wilayah yang paling rawan aksi pencurian dan perusakan, baik untuk vegetasi flora maupun berbagai jenis fauna dilindungi di wilayah pemangkuan TNBTS adalah di Bidang Pengelolaan Wilayah II yang berada di kawasan Gunung Semeru.

Sebab di wilayah ini, menurut Ayu, kaya akan berbagai jenis flora maupun fauna. Diantara jenis yang banyak dicuri adalah berbagai jenis burung, rebung bambu, kayu, lumut jenggot dan susuh angin.

“Jenis-jenis ini yang kerap menjadi sasaran aksi pencurian. Modusnya, para pelaku pencurian dan perusakan berpura-pura mencari hijauan pakan ternak dan masuk ke dalam hutan. Akan tetapi, mereka ternyata menebangi kayu atau bambu di sana. Padahal wilayah konservasi TNBTS merupakan kawasan hutan lindung,” paparnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya aksi pencurian dan perusakan, lanjut Ayu Dei Utari, jajaran BB TNBTS menggelar rapat koordinasi perlindungan dan pengamanan kawasan hutan di wilayah pemangkuannya.

Rakor ini digelar dengan menggandeng Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan, TNI, Polri dan BPBD di sejumlah Kabupaten yang menjadi wilayah pemangkuan TNBTS, Dinas Kehutanan Provinsi Jatim dan UPT PHKA Se-Jatim.

“Rakor ini membahas tentang upaya perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi TNBTS dari kegiatan perusakan, pencurian flora dan fauna, perambahan dan pembalakan liar,” terangnya.

Kegiatan ini, masih katanya, sangat penting digelar mengingat kawasan konservasi TNBTS adalah salah-satu benteng terakhir perlindungan alam di wilayah Jawa Timur.

“Untuk itu, kita bersama harus menjaga wilayah konservasi ini dari upaya atau kegiatan perusakan dan pencurian. Tidak hanya untuk flora saja, namun juga untuk fauna yang dilindungi di wilayah TNBTS,” pungkas Ayu Dewi Utari. (her/ipg)

Teks Foto :
– Kawasan hutan di lereng Gunung Semeru yang paling rawan aksi pencurian dan perusakan flora dan fauna.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
30o
Kurs