
Mengelola sampah menjadi bahan yang berguna untuk kehidupan memang bukan pekerjaan mudah. Selain butuh kerja keras, jiwa pun harus menter (tegar) menghadapi cibiran tetangga kanan kiri. Ini yang dihadapi SUDARNO selama 8 tahun terakhir. Namun sikap menter inilah yang membuatnya meraih Anugerah Kalpataru.
Sejak memulai ‘ide gilanya’ tahun 1999 lalu hingga kini, SUDARNO tercatat sudah memproduksi 9 jenis barang yang bahan bakunya dari sampah. Uniknya, sembilan produknya ini diberi nama-nama aneh. Misalnya Batem (Boto Tengahe Macem-macem) adalah batu bata yang ia buat dari bahan-bahan tak berguna.
Selain itu ada Tongnopos (Tong Darno Kompos) yang merupakan sistem pendaur ulangan sampah organik menjadi kompos. Yang lain ada juga MBS yang merupakan singkatan dari Manis Bara Sudarno. Bahan mentahnya didapat dari sampah organik digunakan untuk menetralisir bau tak sedap di ruangan dan bisa juga digunakan untuk obat anti serangga.
Mendapatkan penghargaan Kalpataru langsung dari SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Presiden RI membuat bapak 4 anak ini makin bersemangat memproduksi barang-barang terbuat dari sampah. “Saya masih penasaran untuk menyelesaikan produk saya. Namanya O2. Dengan teknologi yang saya temukan dengan bantuan Allah SWT ini, volume sampah bisa mengecil sampai 10%nya saja. Doakan saya berhasil ya,” kata pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya ini.
Sayangnya, dari 9 produk yang ia hasilkan, hanya 2 saja yang berhasil ia patenkan, yakni MBS dan Batem. “Untuk mendaftarkan paten semua produk saya terlalu mahal. Say tidak sanggup. Smapeya arep mbayari tha,” celoteh dia dengan nada kocak.
Sosok warga Kutisari Utara II C/10 yang sederhana ini memang menginspirasi. Ini diakui BAMBANG DH Walikota Surabaya. Dalam sambutannya usai kirab di Balaikota Surabaya, ia menantang warga Surabaya untuk memunculkan SUDARNO-SUDARNO lain yang inovatif dan cerdas dalam mengelola lingkungan.(edy/edy)
Teks Foto :
– SUDARNO dan Kalpataru yang diterimanya.
Foto : EDDY suarasurabaya.net